Cerita Dewasa, Dipuasin Om Waktu Mabok
Cerita Dewasa - Kepalaku agak berat karena tadi aku lumayan banyak minum minuman
berakohol, tapi tdk sampai mabuk. Dirumah kelihatannya sudah sepi, tante sedang
keluar kota. Aku gak tau om sudah pulang atau belum karena rumah gelap dengan
penerangan seadanya. Aku sedang membungkuk didepan lemari es mengambil air
dingin, tiba-tiba ada yg memelukku dari belakang, aku kaget. Baiknya botol air
dingin tdk terlepas dan pecah. Ternyata om yg memelukku,
“Kamu
dari mana Rani”.
“Dugem sama temen-temen om”, jawabku.
“Kamu habis minum alkohol ya, kecium dari bau mulutmu. Kamu nge drug ya juga ya
Rani”, kata om lagi sambil tetap memelukku dan mengajak aku duduk,
“Duduk yuk”. Dia menyalakan lampu disebelah sofa, sehingga ruang menjadi lebih
terang.
“Enggak sampe pake obat kok om, cuma agak banyak minumnya”, jawabku.
Saat
itu aku pake “seragam” dugemku, tank top ketat dan celana super pendek.
Dipuasin Om Waktu Mabok
Belahan
tanktop ku rendah sehingga payudaraku selalu mau loncat keluar kalo aku
membungkuk. aku duduk disebelah om sambil menuangkan air dingin ke gelas sambil
menawarinya,
“Om
mau minum?” Dia diam saja, matanya menelusuri payudara dan pahaku.
Aku
juga bisa mencium bau alkohol dinapasnya, ternyata om baru minum bir, karena
dimeja dekat sofa tergeletak beberapa kaleng bir kosong.
“Om
minum juga, ngilangin stres ya om”, kataku.
Dia
diam saja, tangannya memelukku.
“Dugemnya
di lanjutin sama om yuk”, katanya sambil mencium pipiku.
Aku
memberontak, tapi dia mempererat peukannya, aku tenggelam dipelukannya. Dia
mulai menciumi leherku, daerah yg paling sensitif di tubuhku. Aku mulai
menggeliat akibat ciumannya. Tiba-tiba dia melepaskan pelukannya, mukaku
dihadapkan ke wajahnya dan dia langsung mencium bibirku. Kembali tangan satunya
segera memelukku dan tangan lainyya menyambar toketku dan diremas-remasnya
pelan. Aku menggeliat-geliat, napsuku langsung naik, apalagi aku masih berada
dalam pengaruh ringan alkohol,
“Om…”.
Lupa bahwa yg memelukku adalam suami tanteku.
Tubuhnya
bergeser merapat, bibirku terus dilumatnya. Aku mengulum bibirnya yg tebal dan
ketebalan bibirnya memenuhi mulutku. Sedang kunikmati lidahnya yg menjelajah
dimulutku, kurasakan tangan besarnya menyelusup kedalam tank topku dan meremas
toketku yg masih terbungkus bra. Toketku ternyata tercakup seluruhnya dalam
tangannya. Dan aku rasanya sudah tdk kuat menahan gejolak napsuku, padahal baru
awal pemanasan. Bibirnya mulai meneruskan jelajahannya, sambil melepaskan tank
topku, leherku dikecup, dijilat kadang digigit t. Sambil tangannya terus
meremas-remas toketku.
Kemudian
tangannya menjalar ke punggungku dan melepas kaitan bra ku sehingga toketku
bebas dari penutup. Bibirnya menelusuri puting kiriku, disentuh dengan lidahnya
dan dihisap. Terus pindah ke puting kanan. Kadang-kadang seolah seluruh toketku
akan dihisap. Dan tangan satunya mulai turun dan memainkan puserku, terasa geli
tapi nikmat, napsuku makin berkobar karena elusan tangannya. Kemudian tangannya
turun lagi dan menjamah selangkanganku. Memekku yg pasti sudah basah sekali.
Lama hal itu dilakukannya sampai akhirnya dia kemudian membuka ristsluiting
celana pendekku dan menarik celanaku ke bawah, Tinggalah CD miniku ku yg tipis
yg memperlihatkan jembutku yg lebat, saking lebatnya jembutku muncul di kiri
kanan dan dibagian atas dari cd mini itu.
Jembutku
lebih terlihat jelas karena CD ku sudah basah oleh cairan memekku yg sudah
banjir. Dibelainya celah memekku dengan perlahan. Sesekali jarinya menyentuh
itilku karena ketika dielus pahaku otomatis mengangkang agar dia bisa mengakses
daerah memekku dengan leluasa. Bergetar semua rasanya tubuhku, kemudian CD ku
yg sudah basah itu dilepaskannya. Aku mengangkat pantatku agar dia bisa melepas
cdku. Telanjanglah aku dihadapan nya. Jarinya mulai sengaja memainkan itilku.
Dan akhirnya jari besar itu masuk ke dalam memekku.
Oh,
nikmatnya, bibirnya terus bergantian menjilati puting kiri dan kanan dan
sesekali dihisap dan terus menjalar ke perutku. Dan akhirnya sampailah ke
memekku. Kali ini diciumnya jembutku yg lebat dan aku rasakan bibir memekku
dibuka dengan dua jari. Dan akhirnya kembali memekku dibuat mainan bibirnya,
kadang bibirnya dihisap, kadang itilku, namun yg membuat aku tak tahan adalah
saat lidahnya masuk di antara kedua bibir memekku sambil menghisap itilku.
Dia
benar benar mahir memainkan memekku. Hanya dalam beberapa menit aku benar-benar
tak tahan. Dan aku mengejang, dengan sekuatnya aku berteriak sambil mengangkat
pantatku supaya merapatkan itilku dengan mulutnya, kuremas-remas rambutnya yg
mulai menampakkan ubannya. Hebat om, hanya dengan bibir dan lidahnya saja aku
sudah nyampe. Dia terus mencumbu memekku, rasanya belum puas dia memainkan
memekku hingga napsuku bangkit kembali dengan cepat.
“Om,
Rani sudah pengen dientot.” kataku memohon sambil kubuka pahaku lebih lebar.
Dia
pun bangkit, mengangkat badanku yg sudah lemes dan dibawanya ke kamarnya.
Di
kamar, aku dibaringkan di tempat tidur ukuran besar dan dia mulai membuka
bajunya, kemudian celananya. Aku terkejut melihat penisnya yg besar dan panjang
nongol dari bagian atas CDnya sampai hampir menyentuh pusernya, gak kebayang
ada sebesar dan sepanjang penisnya. Kemudian dia juga melepas CD nya.
Sementara
itu aku dengan berdebar terbaring menunggu, penisnya yg besar dan panjang dan
sudah maksimal ngacengnya, tegak hampir menempel ke perut. Dan saat dia
pelan-pelan menindihku, aku membuka pahaku makin lebar, rasanya tdk sabar
memekku menunggu masuknya penis extra gede itu.
Aku
pejamkan mata. Dia mulai mendekapku sambil terus mencium bibirku, kurasakan
bibir memekku mulai tersentuh ujung penisnya. Sebentar diusap-usapkan dan pelan
sekali mulai kurasakan bibir memekku terdesak menyamping. Terdesak penis besar
itu. Ohh, benar benar kurasakan penuh dan sesak liang memekku dimasuki
penisnya. Aku menahan nafas. Dan nikmat luar biasa. Mili per mili. Pelan sekali
terus masuk penisnya. Aku mendesah tertahan karena rasa yg luar biasa
nikmatnya.
Terus..
Terus.. Akhirnya ujung penis itu menyentuh bagian dalam memekku, maka secara
refleks kurapatkan pahaku. Sangat mengganjal sekali rasanya, besar, keras dan
panjang. Dia terus menciumi bibir dan leherku. Dan tangannya tak henti-henti
meremas-remas toketku. Tapi konsentrasi kenikmatanku tetap pada penis besar yg
mulai dientotkan halus dan pelan. Aku benar benar cepat terbawa ke puncak
nikmat. Nafasku cepat sekali memburu, terengah-engah. Aku benar benar merasakan
nikmat luar biasa merasakan gerakan penis besar itu.
Maka
hanya dalam waktu yg singkat aku makin tak tahan. Dan dia tahu bahwa aku
semakin hanyut. Maka makin gencar dia melumat bibirku, leherku dan remasan
tangannya di toketku makin kuat. Dengan tusukan penisnya yg agak kuat dan
dipepetnya itilku dengan menggoyang goyangnya, aku menggelepar, tubuhku
mengejang, tanganku mencengkeram kuat-kuat sekenanya. memekku menegang,
berdenyut dan mencengkeram kuat-kuat, benar-benar nikmat. Ohh, aku benar benar
menerima kenikmatan yg luar biasa. Aku tak ingat apa-apa lagi kecuali
kenikmatan dan kenikmatan.
“Om,
Rani nyampe om”. Aku sendiri terkejut atas teriakkan kuatku.
Setelah
selesai, pelan pelan tubuhku lunglai, lemas. Telah dua kali aku nyampe dalam
waktu relatif singkat, namun terasa nyaman sekali, Dia membelai rambutku yg
basah keringat. Kubuka mataku, dia tersenyum dan menciumku lembut sekali, tak
henti hentinya toketku diremas-remas pelan.
Tiba
tiba, serangan cepat bibirnya melumat bibirku kuat dan diteruskan ke leher
serta tangannya meremas-remas toketku lebih kuat. Napsuku naik lagi dengan
cepat, saat kembali dia memainkan penisnya semakin cepat. Uhh, sekali lagi aku
nyampe, yg hanya selang beberapa menit, dan kembali aku berteriak lebih keras
lagi. Dia terus memainkan penisnya dan kali ini dia ikut menggelepar, wajahnya
menengadah.
Satu
tangannya mencengkeram lenganku dan satunya menekan toketku. Aku makin
meronta-ronta tak karuan. Puncak kenikmatan diikuti semburan peju yg kuat di
dalam memekku, menyembur berulang kali.
Oh,
terasa banyak sekali peju kental dan hangat menyembur dan memenuhi memekku,
hangat sekali dan terasa sekali peju yg keluar seolah menyembur seperti air yg
memancar kuat. Setelah selesai, dia memiringkan tubuhnya dan tangannya tetap
meremas lembut toketku sambil mencium wajahku. Aku senang dengan perlakuannya
terhadapku.
“Rani,
kamu luar biasa, memekmu peret dan nikmat sekali”, pujinya sambil membelai
toketku.
“Om juga hebat. Bisa membuat Rani nyampe beberapa kali, dan baru kali ini Rani
merasakan penis raksasa”.
“Jadi kamu suka dengan penisku?” godanya sambil menggerakkan penisnya dan
membelai belai wajahku.
“Ya om, penis om nikmat, besar, panjang dan keras banget” jawabku jujur.
Dia
memang sangat pandai memperlakukan wanita. Dia tdk langsung mencabut penisnya,
tapi malah mengajak mengobrol sembari penisnya makin mengecil. Dan tak
henti-hentinya dia menciumku, membelai rambutku dan paling suka membelai
toketku. Aku merasakan pejunya yg bercampur dengan cairan memekku mengalir
keluar. Setelah cukup mengobrol dan saling membelai, pelan-pelan penis yg telah
menghantarkan aku ke awang awang itu dicabut sambil dia menciumku lembut
sekali. Benar benar aku terbuai dengan perlakuannya. Dia kemudian memutar lagu
classic sehingga tertidurlah aku dalam pelukannya, merasa nyaman dan
benar-benar aku terpuaskan.
Menjelang
siang, aku bangun masih dalam pelukannya. Katanya aku tidur nyenyak sekali,
sambil membelai rambutku. Kurang lebih setengah jam kami berbaring
berdampingan. Ia lalu mengajakku mandi.
Dibimbingnya
aku ke kamar mandi, saat berjalan rasanya masih ada yg mengganjal memekku dan
ternyata masih ada peju yg mengalir di pahaku, mungkin saking banyaknya dia
mengecretkan pejunya di dalam memekku. Dalam bathtub yg berisi air hangat, aku
duduk di atas pahanya. Dia mengusap-usap menyabuni punggungku, dan akupun
menyabuni punggungnya. Dia memelukku sangat erat hingga dadanya menekan
toketku.
Sesekali
aku menggeliatkan badanku sehingga putingku bergesekan dengan dadanya yg
dipenuhi busa sabun. Putingku semakin mengeras. Pangkal pahaku yg terendam air
hangat tersenggol-senggol penisnya. Hal itu menyebabkan napsuku mulai berkobar
kembali. Aku di tariknya sehingga menempel lebih erat ke tubuhnya. Dia
menyabuni punggungku. Sambil mengusap-usapkan busa sabun, tangannya terus
menyusur hingga tenggelam ke dalam air. Dia mengusap-usap pantatku dan
diremasnya.
Penisnya
pun mulai ngaceng ketika menyentuh memekku. Terasa bibir luar memekku
bergesekan dengan penisnya. Dengan usapan lembut, tapak tangannya terus
menyusuri pantatku. Dia mengusap beberapa kali hingga ujung jarinya menyentuh
lipatan daging antara lubang pantat dan memekku.
“Om
nakal”, desahku sambil menggeliat mengangkat pinggulku.
Walau
tengkukku basah, aku merasa bulu roma di tengkukku meremang akibat nikmat dan
geli yg mengalir dari memekku. Aku menggeliatkan pinggulku. Ia mengecup leherku
berulang kali sambil menyentuh bagian bawah bibir memekku. Tak lama kemudian,
tangannya semakin jauh menyusur hingga akhirnya kurasakan lipatan bibir luar
memekku diusap-usap. Dia berulang kali mengecup leherku. Sesekali lidahnya
menjilat, sesekali menggigit dengan gemas.
“Aarrgghh..
Sstt.. Sstt..” rintihku berulang kali. Lalu aku bangkit dari pangkuannya.
Aku
tak ingin nyampe hanya karena jari yg terasa kesat di memekku. Tapi ketika
berdiri, kedua lututku terasa goyah. Dengan cepat dia pun bangkit berdiri dan
segera membalikkan tubuhku. Dia tak ingin aku terjatuh. Dia menygga punggungku
dengan dadanya. Lalu diusapkannya kembali cairan sabun ke perutku. Dia menggerakkan
tangannya keatas, meremas dengan lembut kedua toketku dan puting ku
dijepit-jepit dengan jempol dan telunjuknya. Puting kiri dan kanan diremas
bersamaan. Lalu dia mengusap semakin ke atas dan berhenti di leherku.
“Om,
lama amat menyabuninya” rintihku sambil menggeliatkan pinggulku.
Aku
merasakan penisnya semakin keras dan besar. Hal itu dapat kurasakan karena
penisnya makin dalam terselip dipantatku. Tangan kiriku segera meluncur ke
bawah, lalu meremas bijinya dengan gemas. Dia menggerakkan telapak kanannya ke
arah pangkal pahaku. Sesaat dia mengusap usap jembut lebatku, lalu mengusap
memekku berulang kali. Jari tengahnya terselip di antara kedua bibir luar
memekku. Dia mengusap berulang kali. Itilku pun menjadi sasaran usapannya.
“Aarrgghh..!”
rintihku ketika merasakan penisnya makin kuat menekan pantatku.
Aku
merasa lendir membanjiri memekku. Aku jongkok agar memekku terendam ke dalam
air. Kubersihkan celah diantara bibir memekku dengan mengusapkan 2 jariku.
Ketika
menengadah kulihat penisnya telah berada persis didepanku. Penisnya telah
ngaceng berat.
“Om,
kuat banget sih, baru ngecret di memek Rani sekarang sudah ngaceng lagi”,
kataku sambil meremas penisnya, lalu kuarahkan ke mulutku.
Kukecup
ujung kepala penisnya. Tubuhnya bergetar menahan nikmat ketika aku menjilati
kepala penisnya. Dia meraih bahuku karena tak sanggup lagi menahan napsunya.
Setelah berdiri, kaki kiriku diangkat dan letakkan di pinggir bath tub. Aku
dibuatnya menungging sambil memegang dinding di depanku dan dia menyelipkan kepala
penisnya ke celah di antara bibir memekku.
“Argh!”
rintihku. Dia menarik penisnya perlahan-lahan, kemudian mendorongnya kembali
perlahan-lahan pula.
Bibir luar memekku ikut terdorong bersama penisnya. Perlahan-lahan menarik
kembali penisnya sambil berkata
“Enak Rani”.
“Enaak banget om”, jawabku!” Dia mengenjotkan penisnya dengan cepat sambil
meremas bongkah pantat ku dan tangan satunya meremas toketku.
“Aarrgghh..!” rintihku ketika kurasakan penisnya kembali menghunjam memekku.
Aku
terpaksa berjinjit karena penis itu terasa seolah membelah memekku karena
besarnya. Terasa memekku sesek kemasukan penis besar dan panjang itu. Kedua
tangannya dengan erat mememegang pinggulku dan dia memainkan penisnya keluar
masuk dengan cepat dan keras. Terdengar ‘cepak-cepak’ setiap kali pangkal
pahanya berbenturan dengan pantatku.
“Aarrgghh..,
aarrgghh..! Om, Rani nyampe..!” Aku lemas ketika nyampe lagi untuk kesekian
kalinya.
Rupanya
dia juga tdk dapat menahan pejunya lebih lama lagi.
“Aarrgghh..,
Rani”, kata nya sambil menghunjamkan penisnya sedalam-dalamnya.
“Om.., ssh ” kataku karena berulangkali merasa tembakan pejunya dimemekku.
“Aarrgghh.., Rani, enaknya!” bisiknya.
“Om, ssh! Nikmat sekali ya dientot om”, jawabku karena nikmatnya nyampe.
Dia
masih mencengkeram pantatku sementara penisnya masih nancep dimemekku. Beberapa
saat kami diam di tempat dengan penisnya yg masih menancap di memekku. Kemudian
dia membimbingku ke shower, menyalakan air hangat dan kami berpelukan mesra
dibawah kucuran air hangat. Akhirnya terasa juga perut lapar yg sudah minta
diisi.
Setelah
selesai dia keluar duluan, sedang aku masih menikmati shower. Selesai dengan
rambut yg masih basah dan masih bertelanjang bulat, aku keluar dari kamar
mandi. Ternyata dia sudah menyiapkan makanan berupa roti dan isinya serta piza
yg mungkin dibelinya kemarin. Teh celup dan kopi intant serta creamernya
menjadi pilihan minumannya. Pizanya masih hangat, karena baru dipanaskan
sebentar dengan microwave oven. Aku dipersilakan minum dan makan sambil
mengobrol, makan dan diiringi lagu lembut.
Setelah
aku makan, dia lalu memintaku duduk di pangkuannya. Aku menurut saja. Terasa
kecil sekali tubuhku. Sambil mengobrol, aku dimanja dengan belaiannya. Akhirnya
setelah selesai makan, diraihnya daguku, dan diciumnya bibirku dengan
hangatnya, aku mengimbangi ciumannya.
Dan
selanjutnya kurasakan tangannya mulai meremas-remas toketku, kemudian tangannya
menelusuri antara dada dan pahaku. Nikmat sekali rasanya, tapi aku sadar bahwa
sesuatu yg aku duduki terasa mulai agak mengeras. Langsung aku bangkit. Aku
bersimpuh di depannya dan ternyata penisnya sudah mulai ngaceng, walau masih
belum begitu mengeras. Kepala penisnya sudah mulai sedikit mencuat keluar dari
kulupnya lalu ku raih, ku belai dan kulupnya kututupkan lagi. Aku suka melihatnya
dan sebelum penuh ngacengnya langsung aku kulum penisnya. Aku memainkan kulup
penis yg tebal dengan lidahku.
Kutarik
kulup ke ujung, membuat kepala penisnya tertutup kulupnya dan segera kukulum,
kumainkan kulupnya dengan lidahku dan kuselipkan lidahku ke dalam kulupnya
sambil lidahku berputar masuk di antara kulup dan kepala penisnya.
Tapi
hanya bisa sesaat, sebab dengan cepatnya penisnya makin membengkak dan dia
mulai menggeliat dan berdesis menahan kenikmatan permainan lidahku dan membuat
mulutku semakin penuh.
“Om
hebat ya sudah ngaceng lagi, kita lanjut yuk om”, kataku yg juga sudah
terangsang.
Rupanya
dia makin tak tahan menerima rangsangan lidahku. Maka aku ditarik dan diajak ke
tempat tidur.
Kakiku
ditahannya sambil tersenyum, dibukanya kakiku dan dia langsung menelungkup di
antara pahaku.
“Aku
suka melihat memek kamu Rani” ujarnya sambil membelai jembut jembutku yg lebat.
“Mengapa?” “Sebab jembutmu lebat dan cewek yg jembutnya lebat napsunya besar,
kalau dientot jadi binal seperti kamu, juga tebal bibirnya”.
Aku
merasakan dia terus membelai jembutku dan bibir memekku. Kadang-kadang dicubit
pelan, ditarik-tarik seperti mainan. Aku suka memekku dimainkan berlama-lama,
aku terkadang melirik apa yg dilakukannya. Seterusnya dengan dua jarinya
membuka bibir memekku, aku makin terangsang dan aku merasakan makin banyak
keluar cairan dari memekku. Dia terus memainkan memekku seolah tak puas-puas
memperhatikan memekku, kadang kadang disentuh sedikit itilku, membuat aku
penasaran.
Tak
sadar pinggulku mulai menggeliat, menahan rasa penasaran. Maka saat aku
mengangkat pinggulku, langsung disambut dengan bibirnya. Terasa dia menghisap
lubang memekku yg sudah penuh cairan. Lidahnya ikut menari kesana kemari
menjelajah seluruh lekuk memekku, dan saat dihisapnya itilku dengan ujung
lidahnya, cepat sekali menggelitik ujung itilku, benar benar aku tersentak.
Terkejut kenikmatan, membuat aku tak sadar berteriak..
“Aauuhh!!”.
Benar benar hebat dia merangsangku, dan aku sudah tak tahan lagi. “Ayo doggo
om, Rani pingin dientot lagi” ujarku.
Dia
langsung menempatkan tubuhnya makin ke atas dan mengarahkan penis gedenya ke
arah memekku. Aku masih sempat melirik saat dia memegang penisnya untuk
diarahkan dan diselipkan di antara bibir memekku. Kembali aku berdebar karena
berharap. Dan saat kepala penisnya telah menyentuh di antara bibir memekku, aku
menahan nafas untuk menikmatinya. Dan dilepasnya dari pegangan saat kepala
penisnya mulai menyelinap di antara bibir memekku dan menyelusup lubang memekku
hingga aku berdebar nikmat. Pelan-pelan ditekannya dan dia mulai mencium
bibirku. Makin kedalam.. Oh, nikmat sekali.
Kurapatkan
pahaku supaya penisnya tdk terlalu masuk ke dalam. Dia langsung menjepit kedua
pahaku hingga terasa sekali penisnya menekan dinding memekku. Penisnya semakin
masuk. Belum semuanya masuk, dia menarik kembali seolah akan dicabut hingga tak
sadar pinggulku naik mencegahnya agar tdk lepas. Beberapa kali dilakukannya
sampai akhirnya aku penasaran dan berteriak-teriak sendiri. Setelah dia puas
menggodaku, tiba tiba dengan hentakan agak keras, dipercepat gerakan memainnya
hingga aku kewalahan. Dan dengan hentakan keras serta digoyang goyangkan,
tangan satunya meremas toketku, bibirnya dahsyat menciumi leherku.
Akhirnya
aku mengelepar-gelepar. Dan sampailah aku kepuncak. Tak tahan aku berteriak,
terus dia menyerangku dengan dahsyatnya, rasanya tak habis-habisnya aku
melewati puncak kenikmatan. Lama sekali. Tak kuat aku meneruskannya. Aku
memohon, tak kuat menerima rangsangan lagi, benar benar terkuras tenagaku
dengan orgasme berkepanjangan. Akhirnya dia pelan-pelan mengakhiri serangan
dahsyatnya. Aku terkulai lemas sekali, keringatku bercucuran. Hampir pingsan
aku menerima kenikmatan yg berkepanjangan. Benar-benar aku tdk menyesal ngentot
dengannya, dia memang benar-benar hebat dan mahir dalam main, dia dapat
mengolah tubuhku menuju kenikmatan yg tiada tara.
Lamunanku
lepas saat pahanya mulai kembali menjepit kedua pahaku dan dirapatkan, tubuhnya
menindihku serta leherku kembali dicumbu. Kupeluk tubuhnya yg besar dan
tangannya kembali meremas toketku. Pelan-pelan mulai dienjotkan penisnya. Kali
ini aku ingin lebih menikmati seluruh rangsangan yg terjadi di seluruh bagian
tubuhku. Tangannya terus menelusuri permukaan tubuhku. Dadanya merangsang
toketku setiap kali bergeseran mengenai putingku. Dan penisnya dipompakan
dengan cepat sekali, bibirnya menjelajah leher dan bibirku.
Ohh,
luar biasa. Lama kelamaan tubuhku yg semula lemas, mulai terbakar lagi. Aku
berusaha menggeliat, tapi tubuhku dipeluk cukup kuat, hanya tanganku yg mulai
menggapai apa saja yg kudapat. Dia makin meningkatkan cumbuannya dan memompakan
penisnya makin cepat. Gesekan di dinding memekku makin terasa. Dan kenikmatan
makin memuncak. Maka kali ini leherku digigitnya agak kuat dan dimasukkan
seluruh penis penisnya serta digoyang-goyang untuk meningkatkan rangsangan di
itilku.
Maka
jebol lah bendungan, aku mencapai puncak kembali. Kali ini terasa lain, tdk
liar seperti tadi. Puncak kenikmatan ini terara nyaman dan romantis sekali,
tapi tiba tiba dia dengan cepat memain lagi. Kembali aku berteriak sekuatku
menikmati ledakan orgasme yg lebih kuat, aku meronta sekenaku. Gila, batinku,
dia benar-benar membuat aku kewalahan. Kugigit pundaknya saat aku dihujani
dengan kenikmatan yg bertingkat-tingkat.
Sesaat
dia menurunkan gerakannya, tapi saat itu dibaliknya tubuhku hingga aku di atas
tubuhnya. Aku terkulai di atas tubuhnya. Dengan sisa tenagaku aku keluarkan
penisnya dari memekku. Dan kuraih penisnya. Tanpa pikir panjang, penis yg masih
berlumuran cairan memekku sendiri kukulum dan kukocok. Dan pinggulku diraihnya
hingga akhirnya aku telungkup di atasnya lagi dengan posisi terbalik. Kembali
memekku yg berlumuran cairan jadi mainannya, aku makin bersemangat mengulum dan
menghisap sebagian penisnya.
Dipeluknya
pinggulku hingga sekali lagi aku nyampe. Dihisapnya itilku sambil ujung
lidahnya menari cepat sekali. Tubuhku mengejang dan kujepit kepalanya dengan
kedua pahaku dan kurapatkan pinggulku agar bibir memekku merapat ke bibirnya.
Ingin `ku berteriak tapi tak bisa karena mulutku penuh, dan tanpa sadar aku
menggigit agak kuat penisnya dan kucengkeram kuat dengan tanganku saat aku
masih menikmati
orgasme.
“Rani,
aku mau ngecret, di dalam memekmu ya”, katanya sambil menelentangkan aku.
“Ya, om”, jawabku.
Dia
menaiki aku dan dengan satu hentakan keras, penisnya yg besar sudah kembali
menyesaki memekku. Dia langsung memain penisnya keluar masuk dengan cepat dan
keras. Dalam beberapa enjotan saja tubuhnyapun mengejang. Pantat kuhentakkan ke
atas dengan kuat sehingga penisnya nancap semuanya ke dalam memekku dan
akhirnya crot .. crot ..crot, pejunya ngecret dalam beberapa kali semburan
kuat. Herannya, ngecretnya yg ketiga masih saja pejunya keluar banyak, memang
luar biasa staminanya. Dia menelungkup diatasku sambil memelukku erat-erat.
“Rani,
nikmat sekali ngentot sama kamu, memek kamu kuat sekali cengkeramannya ke
penisku”, bisiknya di telingaku.
“Ya
om, Rani juga nikmat sekali, tentu saja cengkeraman memek Rani terasa kuat
karena penis om kan gede banget. Rasanya sesek deh memek Rani kalau om neken
penisnya masuk semua. Kalau ada kesempatan, Rani dientot lagi ya om”, jawabku.
“Ya sayang”, lalu bibirku diciumnya dengan mesra.









No comments: