Suster Cantik Yang Ketagihan Ngesex
Cerita Dewasa - Malam itu, jam sebelas lebih, cuaca sangat tidak bersahabat.
Sejak jam sebelasan tadi hujan sudah turun dengan derasnya disertai guruh dan
petir. Di tempat yang sepi depan pintu kamar periksa itulah dokter Richard,
dokter jaga di rumah sakit itu menghabiskan waktunya dengan membaca ASDC. Richard
(32 tahun), dalam usia sekian itu masih tampak ganteng dan gagah dengan tinggi
badan 175 cm.
Sudah
hampir sepuluh tahun dia bekerja sebagai dokter di rumah sakit ini, istrinya
masih muda (29 tahun) dengan 2 anak. Kesepian dan suasana sepi sudah menjadi
temannya sehari-hari apabila dia dapat tugas jadi dokter jaga, maka mendengar
suara-suara aneh dan cerita-cerita seram lainnya sudah tidak membuatnya
merinding lagi, istilahnya sudah kebal dengan hal-hal seperti itu. Sungguh,
malam itu menjadi malam panjang baginya, suasana hujan dengan angin yang dingin
mudah membuai orang hingga ngantuk.
Suster Cantik Yang Ketagihan Ngesex
Pak
dokter Richard masih terus juga membaca ASDC yang sengaja dia bawa dari rumah. Sunyi
sekali suasana di sana, bunyi yang terdengar hanya bunyi rintik hujan, angin. Tak lama kemudian
terdengar bunyi lain di lorong itu, sebuah suara orang melangkah, suara itu
makin mendekat sehingga mengundang perhatian dokter itu.
“Siapa tuh ya, malem-malem ke sini ?” tanya dokter Richard dalam
hati.
Suara
langkah makin terdengar, dari tikungan lorong muncul lah sosok itu, ternyata
seorang gadis cantik berpakaian perawat dan berjilbab lebar. Di luar seragamnya
dia memakai jaket cardigan pink berbahan wol untuk menahan udara dingin malam
itu. Suster itu ternyata berjalan ke arahnya.
“Permisi,
Pak” sapanya pada Richard dengan tersenyum manis.
“Malam
Sus, lagi ngapain nih malem-malem ke sini” balas Richard.
“Ohh…hehe…anu
Pak abis jaga malam sih, tapi belum bisa tidur, makannya sekalian mau
keliling-keliling dulu”
Dokter
Richard bingung sebab tidak tahu kalau Suster itu juga jaga. Maka Richard
bertanya, “Oh iya kok saya rasanya baru pernah liat Sus disini yah ?” tanya Richard.
“Iya
Pak, saya baru pagi tadi sampai disini, pindahan dari rumah sakit *****”
jawabnya, “jadi sekalian mau ngenal keadaan disini juga”
“Oo…pantes
saya baru liat, baru toh” kata Pak dokter Richard.
“Emang
bapak kira siapa ?” tanyanya lagi sambil menjatuhkan pantatnya pada bangku
panjang dan duduk di sebelah Richard.
“Wow,
hoki gua” kata pria itu dalam hati kegirangan.
“Dikirain
Suster ngesot yah, hahaha” timpal dokter Richard mencairkan suasana. “Hehehe
dikira Suster ngesot, nggak taunya Suster cantik” sambung Richard lagi tertawa
untuk menghangatkan suasana.
“Kalau
ternyata memang iya gimana Pak” kata gadis itu dengan suara pelan dan kepala
tertunduk yang kembali membuat pria itu merasa aneh.
Tiba-tiba
gadis itu menutup mulutnya dengan telapak tangan dan tertawa cekikikan.
“Hihihi…bapak dokter ini lucu ah, sering jaga malam kok digituin aja takut”
tawanya.
“Wah-wah
Suster ini kayanya kebanyakan nonton film horror yah, daritadi udah dua kali
bikin kita nahan napas aja” kata Pak Richard.
“Iya
nih, Suster baru kok nakal ya, awas Bapak laporin loh” kata Richard menyenggol
tubuh samping gadis itu. Sebentar kemudian Suster itu baru menghentikan
tawanya, dia masih memegang perutnya yang kegelian.
“Hihi…iya-iya
maaf deh pak, emang saya suka cerita horror sih jadi kebawa-bawa deh” katanya.
“Sus
kalau di tempat gini mending jangan omong macem-macem deh, soalnya yang gitu
tuh emang ada loh” sahut dakter Richard dengan wajah serius.
“Iya
Pak, sori deh” katanya “eh iya nama saya Ratna, panggil aja Ratna, Suster baru
disini, maaf baru ngenalin diri…emmm Bapak dokter siapa yah?” sambil melihat ke
dokter itu.
“Kalau
saya Richard, tapi biasa dipanggil Richard aja, saya yang jadi dokter jaga di
sini malam” pria setengah baya itu memperkenalkan diri.
“Omong-omong
Sus ini sudah lama di RS ini?” tanya si dokter.
“Ya
belum sih” kata Suter Ratna.
“Pantas
baru saya lihat, saya sudah lihat namanya dalam jadwal tapi baru inilah saya
lihat orangnya. Cantik!” kata Richard sambil memandang wajah cantik yang sedang
mengobrol dengannya itu.
Malam
itu dokter Richard merasa beruntung sekali mendapat teman ngobrol seperti Suster
Ratna, biasanya Suster-Suster lain paling hanya tersenyum padanya atau sekedar
memberi salam basa-basi. Maklumlah mereka semua tahu kalau dokter Richard sudah
beristri dan punya dua anak.
Mereka
pun terlibat obrolan ringan, pria itu tidak lagi mempedulikan ASDC bacaannya
dan mengalihkan perhatiannya pada Suster Ratna yang ayu itu. Sejak awal tadi
dokter Richard sudah terpesona dengan gadis ini. Pria normal mana yang tidak
tertarik dengan gadis berkulit putih mulus berwajah kalem seperti itu, rambut
hitamnya disanggul ke belakang tampak terbayang walau tertutup dengan jilbab
panjangnya yang putihnya, tubuhnya yang padat dan montok itu lumayan tinggi
(168 cm), pakaian perawat dengan bawahan rok panjang itu menambah pesonanya.
Suster
Ratna sendiri baru berusia 24 tahun dan belum menikah. Untuk gadis secantik Ratna
sebenarnya tidak begitu susah dalam mendapat pasangan ditambah lagi dengan
bodinya yang montok dan padat, tentu banyak lelaki yang mau dengannya. Tapi
sejauh ini belum ada pria yang cocok di hati Suster Ratna. Sebagai wanita alim berjilbab dia sangat menjaga
pergaulannya dengan lawan jenis. Namun malam ini dia gelisah juga melihat
dokter Richard yang tampan dan gagah itu. Sayang dia sudah beristri, keluh Suster
Ratna dalam hati. Namun hati kecilnya tidak dapat dibohongi bahwa dia suka pada
dokter Richard itu.
Richard,
si dokter, makin mendekatkan duduknya dengan gadis itu sambil sesekali mencuri
pandang ke arah belahan dadanya membayang di balik baju panjang dan jilbab
panjangnya. Suasana malam yang dingin membuat nafsu pria itu mulai bangkit,
apalagi Pak Richard sudah seminggu tidak ngentot istrinya karena lagi datang
bulan dan walaupun istri Richard lebih cantik dari Suster Ratna, tapi dalam hal
bodinya tentu saja kualitasnya kalah dengan Suster muda di sebelahnya ini.
Semakin lama dokter Richard semakin berani menggoda Suster muda yang alim itu
dengan guyonan-guyonan nakal dan obrolan yang menjurus ke porno. Suster Ratna
sendiri sepertinya hanya tersipu-sipu dengan obrolan mereka yang lumayan jorok
itu.
“Terus
terang deh Sus, sejak Sus datang kok disini jadinya lebih hanget ya” kata Richard
sambil meletakkan tangannya di lutut Ratna dan mengelusnya ke atas sambil
menarik rok panjang suter berjilbab itu sehingga pahanya mulai sedikit
tersingkap.
“Eh…jangan
gitu dong Pak, mau saya gaplok yah ?!” Ratna protes tapi kedua tangannya yang
dilipat tetap di meja tanpa berusaha menepis tangan pria itu yang mulai kurang
ajar.
“Ah,
Sus masa pegang gini aja gak boleh, lagian disini kan sepi gini, dingin lagi”
katanya makin berani, tangannya makin naik dan paha yang mulus itupun semakin
terlihat.
“Pak
saya marah nih, lepasin gak, bapak kan sudah punya istri, saya itung sampai
tiga” wajah Ratna kelihatannya BT, matanya menatap tajam si dokter yang
tersenyum mesum.
“Jangan
marah dong Sus, mendingan kita seneng-seneng, ya?” sahut Dokter Richard, entah
sejak kapan tiba-tiba saja pria tidak tau malu itu sudah di sebelahnya .
Dokter jaga itu dengan berani merangkul bahu Ratna dan tangan satunya
menyingkap rok Suster muda itu di sisi yang lain. Suster itu tidak bergeming,
tidak ada tanda-tanda penolakan walau wajahnya masih terlihat marah.
“Satu…”
Suster itu mulai menghitung namun orang itu malah makin kurang ajar, dan
tangannya makin nakal menggerayangi paha yang indah itu, “dua…!” suaranya makin
serius.
Entah
mengapa Suster itu tidak langsung beranjak pergi atau berteriak saja ketika
dilecehkan seperti itu. Si pria yang sudah kerasukan nafsu itu menganggapnya
sandiwara untuk meninggikan harga diri sehingga dia malah semakin nafsu.
“Tig…”
sebelum Suster Ratna menyelesaikan hitungannya dan bergerak, si dokteritu sudah
lebih dulu mendekapnya dan melumat bibirnya yang tipis.
“Mmm…mmhh
!” Suster itu berontak dan mendorong-dorong Richard berusaha lepas dari
dekapannya namun tenaganya tentu kalah darinya, belum lagi dokter Richard juga
mendekapnya serta menaikkan rokknya lebih tinggi lagi. Ratna merasa hembusan
angin malam menerpa paha mulusnya yang telah tersingkap, juga tangan kasar
dokter itu mengelusinya yang mau tak mau membuatnya terangsang.
“Aahh…jangan…mmhh
!” Ratna berhasil melepaskan diri dari cumbuan si dokter tapi cuma sebentar,
karena ruang geraknya terbatas bibir mungil itu kembali menjadi santapan Richard.
Lalu
tangan Pak Richard mulai meremas-remas dadanya yang masih tertutup seragam Suster
dan jilbab lebarnya – Richard dapat merasakan kalau tetek Suster alai mini
masih kencang dan padat pertanda belum pernah dijamah lelaki lain – sementara
tangan satunya tetap mengelus paha indahnya yang menggiurkan. Ratna terus
meronta, tapi sia-sia malah pakaian bawahnya semakin tersingkap dan jilbab
lebar perawat itu nyaris copot. Pak Richard melepaskan jaket cardigan pinknya Suster
Ratna sehingga tinggal baju seragam perawatnya yang terlihat. Lama-lama
perlawanan Suster Ratna melemah, sentuhan-sentuhan pada daerah sensitifnya
telah meruntuhkan pertahanannya.
Birahinya
bangkit dengan cepat apalagi suasananya sangat mendukung dengan hujan yang
masih mengguyur dan dinginnya malam. Ditambah lagi hati kecil suka dengan
dokter Richard. Bulu kuduk Ratna merinding merasakan sesuatu yang basah dan
hangat di lehernya. Ternyata dokter Richard itu sedang menjilati lehernya yang
jenjang dengan menyingkapkan jilbab panjang Suster alim itu, lidah itu bergerak
menyapu daerah itu sehingga menyebabkan tubuh Ratna menggeliat menahan nikmat.
Mulut Ratna yang tadinya tertutup rapat-rapat menolak lidah Richard kini mulai
memSusa.
Lidah
kasap si doketr itu langsung menyeruak masuk ke mulut Suster berjilbab itu dan
meraih lidahnya mengajaknya beradu lidah. Ratna pun menanggapinya, lidahnya
mulai saling jilat dengan lidah pria itu, liur mereka saling tertukar.
Sementara Pak Richard mulai melucuti kancing bajunya dari atas dan sekaligus
mencopot jilbab panjang Suster Ratna, tangan perkasa dokter itu menyusup ke
dalam cup branya, begitu menemukan putingnya benar-benar masih kencang dan
padat, belum terjamah lelaki lain lalu langsung dimain-mainkannya benda itu
dengan gemasnya.
Di
tengah ketidak-berdayaannya melawan dokter brengsek itu, Ratna semakin pasrah
membiarkan tubuhnya dijarah. Tangan doketr Richard menjelajah semakin dalam,
dibelainya paha dalam gadis itu hingga menyentuh selangkangannya yang masih
tertutup celana dalam. Sementara baju atasan Ratna juga semakin melorot
sehingga terlihatlah bra biru di baliknya.
“Kita
ke dalam aja biar lebih enak” kata Pak Richard.
“Kamu
emang kurang ajar yah, kita bisa dapet masalah kalau gak lepasin saya !” Ratna
masih memperingatkan dokter itu.
“Udahlah
Sus, kurang ajar- kurang ajar, kan lu juga suka ayo !” Richard narik lengan Suster
itu bangkit dari kursi. “Sus, seneng-seneng dikit napa? Dingin-dingin gini
emang enaknya ditemenin cewek cantik kaya Sus” lanjut Pak Richard.
Dokter
Richard menggelandang Suster alim itu ke ruang periksa pasien tempat mereka
berjaga. Ratna disuruh naik ke sebuah ranjang periksa yang biasa dipakai untuk
memeriksa pasien. Selanjutnya pria itu langsung menggerayangi tubuh Virna yang
terduduk di ranjang. Richard menarik lepas celana dalam gadis alim itu hingga
terlepas, celana itu juga berwarna biru, satu stel dengan branya.
Kemudian
ia berlutut di lantai, ditatapnya kemaluan Suster alim itu yang ditumbuhi
bulu-bulu yang lebat, bulu itu agaknya rajin dirawat karena bagian tepiannya
terlihat rapi sehingga tidak lebat kemana-mana. RATNA dapat merasakan panasnya
nafas pria itu di daerah sensitifnya. Pak Richard mempreteli kancing baju
atasnya yang tersisa, lalu bra itu disingkapnya ke atas. Kini terlihatlah
payudara Suster Ratna yang berukuran sedang sebesar bakpao dengan putingnya
berwarna coklat.
“Uuuhh…Pak!”
desah Ratnaa ketika lidah Pak Richard menelusuri gundukan buah dadanya. Lidah
itu bergerak liar menjilati seluruh payudara yang kencang dan padat itu tanpa
ada yang terlewat, setelah basah semua, dikenyotnya daging kenyal itu, puting
mungil itu digigitinya dengan gemas.
“Aahh
!” tubuh Ratna tiba-tiba tersentak dan mendesah lebih panjang ketika
dirasakannya lidah panas Richard mulai menyapu bibir vaginanya lalu menyusup
masuk ke dalam. Maklum Richard sudah pengalaman merangsang wanita. Ratna
sebagai gadis alim sebenarnya jijik melakukan hal ini dengan dokter Richard
ini, tapi rupanya libidonya membuatnya melupakan perasaan itu sejenak.
Mulut
Pak Richard kini merambat ke atas menciumi bibirnya, sambil tangannya tetap
menggerayangi payudaranya. Kemudian dokter itu kembali menghisap memek Suster
ini, si dokter makin membenamkan wajahnya di selangkangan Ratna, lidahnya masuk
makin dalam mengais-ngais liang kenikmatan Suster muda itu menyebabkan Ratna
menggelinjang dan mengapitkan kedua paha mulusnya ke kepalanya Richard.
“Nah,
sekarang tinggal kita mulai Sus” kata Pak Richard memSusa pakaiannya “pokoknya
malam ini Bapak bakal muasin Sus hehehe!”
Ratna
tertegun melihat pria gagah itu sudah telanjang bulat di hadapannya, tubuhnya
terbilang kekar, penisnya yang sudah menegang itu lumayan besar juga dengan
bulu-bulu yang tidak terlalu lebat. Dia naik ke ranjang ke atas tubuh gadis
alim itu, wajah mereka saling bertatapan dalam jarak dekat. Kali tanpa
penghalang sebab jilbab panjang Suster alim itu sudah dicopot dokter Richard.
Pak Richard begitu mengagumi wajah cantik Ratna, dengan bibir tipis yang merah
merekah, hidung bangir, dan sepasang mata indah yang nampak sayu karena sedang
menahan nafsu.
“Pak,
apa ga pamali main di tempat ginian ?” tanya Ratna.
“Ahh…iya
sih tapi masabodo lah, yang penting kita seneng-seneng dulu hehehe” habis
berkata dia langsung melumat bibir gadis itu. Mereka berciuman dengan penuh
gairah, Ratna yang sudah tersangsang berat itu melingkarkan tangannya memeluk
tubuh Pak dokter Richard. Ia masih memakai seragam Susternya yang sudah terSusa
dan tersingkap di mana-mana, bagian roknya saja sudah terangkat hingga pinggang
sehingga kedua belah pahanya yang jenjang dan mulus sudah tidak tertutup
apapun.
Pak
Richard sudah seminggu lamanya tidak menikmati kehangatan tubuh wanita sebab
istrinya lagi datang bulan sehingga dia begitu bernafsu berciuman dan
menggerayangi tubuh Ratna. Mendapat kesempatan bercinta dengan gadis seperti Ratna
bagaikan mendapat durian runtuh, belum pernah dia merasakan yang sesintal dan
montok ini, bahkan istrinya pun tidak ada apa-apanya bila dibandingkan
dengannya meskipun lebih cantik dari pada Suster Ratna.
Setelah
lima menitan berciuman sambil bergesekan tubuh dan meraba-raba, mereka melepas
bibir mereka dengan nafas memburu. Pak Richard mendaratkan ciumannya kali ini
ke lehernya. Kemudian mulutnya merambat turun ke payudaranya, sebelumnya diSusanya
terlebih dulu pengait bra yang terletak di depan agar lebih leluasa menikmati
dadanya.
“Eemmhh…aahhh…aahh
!” desahnya menikmati hisapan-hisapan dokter jaga itu pada payudaranya,
tangannya memeluk kepala yang rambutnya lebat dan hitam itu.
Ratna merasakan kedua putingnya semakin mengeras akibat rangsangan yang terus
datang sejak tadi tanpa henti. Sambil menyusu, pria itu juga mengobok-obok
vaginanya, jari-jarinya masuk mengorek-ngorek liang senggamanya membuat daerah
itu semakin basah oleh lendir.
“Bapak
masukin sekarang yah, udah ga tahan nih !” katanya di dekat telinga Ratna.
Suster Ratna hanya mengangguk. Pak Richard langsung menempelkan penisnya ke
mulut vagina gadis alim itu. Terdengar desahan sensual dari mulut gadis itu
ketika Pak Richard menekan penisnya ke dalam.
“Uuhh…sempit
banget Sus, masih perawan ga sih ?” erang pria itu sambil terus
mendorong-dorongkan penisnya.
Ratna
mengerang kesakitan dan mencengkram kuat lengan pria itu setiap kali penis itu
terdorong masuk ke dalam memeknya yang masih rapet itu. Setelah beberapa kali
tarik dorong akhirnya penis itu tertancap seluruhnya dalam vagina Suster alim
itu. Darah mengalir dari memek suter alim itu.
“Weleh-weleh,
enaknya, legit banget Sus kalau masih perawan” komentar pria itu, “Belum pernah
ngentot ya Sus sebelumnya, kalo boleh tau ?”
Sebagai
jawabannya Ratna menarik wajah pria itu mendekat dan mencium bibirnya, agaknya
dia tidak berniat menjawab pertanyaan itu.
Pak
Richard mulai menggoyangkan pinggulnya memompa vagina gadis itu. Desahan
tertahan terdengar dari mulut Ratna yang sedang berciuman. Pria itu memulai
genjotan-genjotannya yang makin lama makin bertenaga. Lumayan juga sudah seusia
hampir kepala empat tapi penisnya masih sekeras ini dan sanggup membuat gadis
alim itu menggelinjang. Dia mahir juga mengatur frekuensinya agar tidak terlalu
cepat kehabisan tenaga.
Sambil
menggenjot mulutnya juga bekerja, kadang menciumi bibir gadis itu, kadang
menggelitik telinganya dengan lidah, kadang mencupangi lehernya. Suster Ratna
pun semakin terbuai dan menikmati persetubuhan beda jenis ini. Dia tidak
menyangka pria seperti dokter itu sanggup membawanya melayang tinggi. Pria itu
semakin kencang menyodokkan penisnya dan mulutnya semakin menceracau, nampaknya
dia akan segera orgasme.
“Malam
masih panjang Pak, jangan buru-buru, biar saya yang gerak sekarang !” kata
gadis perawat itu tanpa malu-malu lagi.
Pak
Richard tersenyum mendengar permintaan Suster itu. Merekapun bertukar posisi,
Pak Richard tiduran telentang dan Ratna menaiki penisnya. Batang itu digenggam
dan diarahkan ke vaginanya, Ratna lalu menurunkan tubuhnya dan desahan
terdengar dari mulutnya bersamaan dengan penis yang terbenam dalam vaginanya.
Mata Pak Richard membeliak saat penisnya terjepit diantara dinding kemaluan Ratna
yang sempit. Ia mulai menggerakkan tubuhnya naik turun dengan kedua tangannya
saling genggam dengan pria itu untuk menjaga keseimbangan.
“Sssshhh…oohh…yah…aahh
!” Ratna mengerang sambil menaik-turunkan tubuhnya dengan penuh gairah.
Tangannya
meraih ujung roknya lalu ditariknya ke atas seragam yang berupa terusan itu
hingga terlepas dari tubuhnya. Seragam itu dijatuhkannya di lantai sebelah
ranjang itu, tidak lupa dilepaskannya pula bra yang masih menyangkut di
tubuhnya sehingga kini tubuhnya yang sudah telanjang bulat terekspos dengan
jelas. Sungguh Suster Ratna memiliki tubuh yang sempurna, buah dadanya montok
dan proporsional, perutnya rata dan kencang, pahanya juga indah dan mulus,
sebuah puisi kuno melukiskannya sebagai kecantikan yang merobohkan kota dan
meruntuhkan negara.
Kembali
Ratna dan dokter jaga itu memacu tubuhnya dalam posisi woman on top. Ratna
demikian liar menaik-turunkan tubuhnya di atas penis Pak dokter Richard, dia
merasakan kenikmatan saat penis itu menggesek dinding vagina dan klitorisnya.
“Ayo
manis, goyang terus…ahh…enak banget !”
kata Pak Richard sambil meremasi payudara gadis itu.
Wajah
Ratna yang bersemu merah karena terangsang berat itu sangat menggairahkan di
mata Pak Richard sehingga dia menarik kepalanya ke bawah agar dapat mencium
bibirnya.
Akhirnya
Ratna tidak tahan lagi, ia telah mencapai orgasmenya, mulutnya mengeluarkan
desahan panjang. Pak Richard yang juga sudah dekat puncak mempercepat hentakan
pinggulnya ke atas dan meremasi payudara itu lebih kencang. Ia merasakan cairan
hangat meredam penisnya dan otot-otot vagina Suster alim itu meremas-remasnya
sehingga tanpa dapat ditahan lagi spermanya tertumpah di dalam dan membanjir,
maklum sudah seminnggu gak dikeluarkan. Setelah klimaksnya selesai tubuh Ratna
melemas dan tergolek di atas tubuh dokter itu. Virna yang baru berusia 24 tahun
itu begitu kontras dengan pria di bawahnya yang lebih pantas menjadi bapaknya,
yang satu begitu ranum dan segar sementara yang lain sudah agak tua.
“Asyik
banget Sus, udah selama seminggu saya gak ginian loh !” ujar Pak Richard dengan
tersenyum puas.
“Gile
nih malem, ga nyangka bisa dapet yang ginian” dia seperti masih belum percaya
hal yang dialaminya itu.
Ketika
sedang asyik memandangi Ratna, tiba-tiba Pak Richard nafsunya bangkit lagi dan
minta jatah sekali lagi. Tangan Richard terus saja menggerayangi tubuh Ratna,
kadang diremasnya payudara atau pantatnya dengan keras sehingga memberi sensasi
perih bercampur nikmat bagi gadis itu. Sedangkan Pak Richard sering
menekan-nekan kepala gadis itu sehingga membuat Ratna terkadang gelagapan.
“Gila nih doketer, barbar banget sih” kata Ratna dalam hati.
Walau
kewalahan diperlakukan seperti ini, namun tanpa dapat disangkal Ratna juga
merasakan nikmat yang tak terkira. Tak lama kemudian Richard menyiorongkan
penisnya lalu berpindah ke mulut Ratna. Ratna kini bersimpuh di depan pria yang
senjatanya mengarah padanya menuntut untuk diservis olehnya. Ratna menggunakan
tangan dan mulutnya bergantian melayani penis itu hingga akhirnya penis Richard
meledak lebih dulu ketika ia menghisapnya.
Sperma
si doketr langsung memenuhi mulut gadis itu, sebagian masuk ke kerongkongannya
sebagian meleleh di bibir indah itu karena banyaknya. Pria itu melenguh dan
berkelejotan menikmati penisnya dihisap gadis itu. Tak lama kemudian Pak Richard
pun menyemburkan isi penisnya dalam kocokan Ratna, cairan itu mengenai wajah
samping dan sebagian rambutnya. Tubuh Ratna pun tak ayal lagi penuh dengan
keringat dan sperma yang berceceran.
“Sus
hebat banget, sepongannya dahsyat, saya jadi kesengsem loh” puji Richard ketika
beristirahat memulihkan tenaga.
“Sering-sering
main sini yah Sus, saya kalau malem kan sering kesepian hehehe” goda Pak Richard.
Ratna
tersenyum dengan hanya melihat pantulan di cermin, katanya, “Kenapa nggak, saya
puas banget malem ini, mulai sekarang saya pasti sering mendatangi dokter”
Jam
telah menunjukkan pukul setengah dua kurang, berarti mereka telah bermain cinta
selama hampir satu setengah jam. Ratna pun berpamitan setelah memakai jaket
pinknya dan memakai kembali jilbab putih panjangnya. Sebelum berpisah ia
menghadiahkan sebuah ciuman di mulut. Richard membalas ciuman itu dengan
bernafsu, dipeluknya tubuh padat dan montok itu sambil meremas pantatnya selama
dua menitan.
“Nakal
yah, ok saya masuk dulu yah !” katanya sebelum membalik badan dan berlalu.
Lelah sekali Richard setelah menguras tenaga dengan perawat alim yang cantik
itu sehingga selama sisa waktu itu agak terkantuk-kantuk. Setelah pagi mereka
pun pulang dan tertidur di tempat masing-masing dengan perasaan puas.
Setiap
kali kalau ada jadwal piket bersama, mereka selalu ngentot. Dokter Richard
bermaksud menjadikan Suster Ratna yang alim berjilbab sebagai istri keduanya,
oleh sebab itu dokter Richard tidak memakai alat kontrasepsi apa pun jika
ngentot dengan Suster Ratna. Richard ingin wanita alim itu hamil, hingga
terpaksa mau menikah dengannya sebagai istri keduanya. Hebat Dokter Richard!









No comments: