Nakalnya Tante Yenny
Cerita Dewasa - Perkenalkan namaku Rian, umurku saat ini 23 tahun, aku kuliah
disuatu universitas terkenal dikotaku. Aku sendiri memilki penampilan yang
kurang lebih bisa menarik perhatian kaum
“Kriing..” jam di meja memaksa aku untuk memicingkan mata.
“Wah gawat, telat nih” dengan tergesa-gesa aku bangun lalu lari ke kamar mandi.
Pagi itu aku ada janji untuk menjaga rumah tanteku. Oh ya, tanteku ini orangnya
cantik dengan wajah seperti artis sinetron, namanya Yenny. Tinggi badan 168,
payudara 34, dan tubuh yang langsing. Sejak kembali dari Malang, aku sering
main ke rumahnya. Di sanalah Cerita Seks Terbaru Nakalnya Tante Yenny ini
terjadi.
Nakalnya Tante Yenny
Hal ini aku lakukan
atas permintaan tante Yenny, karena suaminya sering ditugaskan ke luar pulau.
Oh ya, tante Yenny mempunyai dua anak perempuan Indah dan Fanny. Indah sudah kelas 2 SMA dengan tubuh yang langsing, payudara 36B, dan
tinggi 165. Sedangkan Fanny mempunyai tubuh agak bongsor untuk gadis SMP kelas
3, tinggi 168 dan payudara 36. Setiap aku berada di rumah tante Fanny aku
merasa seperti berada di sebuah harem.
Tiga wanita cantik dan seksi yang suka memakai baju-baju transparan
kalau di rumah. Kali ini aku akan ceritakan pengalamanku dengan tante Yenny di
kamarnya ketika suaminya sedang tugas dinas luar pulau untuk 5 hari.
Hari Senin pagi, aku
memacu motorku ke rumah tante Yenny. Setelah perjalanan 15 menit, aku sampai di
rumahnya. Langsung aku parkir motor di teras rumah. Sepertinya Indah dan Fanny
masih belum berangkat sekolah, begitu juga tante Yenny belum berangkat kerja.
“Met pagi semua” aku
ucapkan sapaan seperti biasanya.
“Pagi, Mas Rian. Lho
kok masih kusut wajahnya, pasti baru bangun ya?” Fanny membalas sapaanku.
“Iya nih kesiangan”
aku jawab sekenanya sambil masuk ke ruang keluarga.
“Ian, kamu antar Indah
dan Fanny ke sekolah ya. Tante belum mandi nih. Kunci mobil ada di tempat
biasanya tuh.” Dari dapur tante menyuruh aku.
“OK Tante” jawabku
singkat.
“Ayo duo cewek paling
manja sedunia.” celetukku sambil masuk ke mobil. Iya lho, Indah dan Fanny
memang cewek yang manja, kalau pergi selalu minta diantar.
“Daah Mas Rian, nanti
pulangnya dijemput ya.” Lalu Indah menghilang dibalik pagar sekolahan.
Selesai sudah tugasku mengantar untuk hari ini. Kupacu mobil ke rumah tante Yenny.
Setelah parkir mobil
aku langsung menuju meja makan, lalu mengambil porsi tukang dan melahapnya.
Tante Yenny masih mandi, terdengar suara guyuran air agak keras. Lalu hening
agak lama, setelah lebih kurang lima menit tidak terdengar gemericik air aku
mulai curiga dan aku hentikan makanku. Setelah menaruh piring di dapur. Aku
menuju ke pintu kamar mandi, sasaranku adalah lubang kunci yang memang sudah
tidak ada kuncinya.
Aku matikan lampu
ruang tempatku berdiri, lalu aku mulai mendekatkan mataku ke lubang kunci. Di
depanku terpampang pemandangan alam yang indah sekali, tubuh mulus dan putih
tante Yenny tanpa ada sehelai benang yang menutupi terlihat agak mengkilat
akibat efek cahaya yang mengenai air di kulitnya. Ternyata tante Yenny sedang
masturbasi, tangan kanannya dengan lembut digosok-gosokkan ke vaginanya.
Sedangkan tangan kiri mengelus-elus payudaranya bergantian kiri dan kanan.
Terdengar suara
desahan lirih, “Hmm, ohh, arhh”.
Kulihat tanteku
melentingkan tubuhnya ke belakang, sambil tangan kanannya semakin kencang
ditancapkan ke vagina. Rupanya tante Yenny ini sudah mencapai orgasmenya. Lalu
dia berbalik dan mengguyurkan air ke tubuhnya. Aku langsung pergi ke ruang
keluarga dan menyalakan televisi.
Aku tepis
pikiran-pikiran porno di otakku, tapi tidak bisa. Tubuh molek tante Yenny,
membuatku tergila-gila. Aku jadi membayangkan tante Yenny berhubungan badan
denganku.
“Lho Ian, kamu lagi
apa tuh kok tanganmu dimasukkan celana gitu. Hayo kamu lagi ngebayangin siapa?
Nanti aku bilang ke ibu kamu lho.” Tiba-tiba suara tante Yenny mengagetkan aku.
“Kamu ini pagi-pagi
sudah begitu. Mbok ya nanti malam saja, kan enak ada lawannya.” Celetuk tante Yenny
sambil masuk kamar.
Aku agak kaget juga
dia ngomong seperti itu. Tapi aku menganggap itu cuma sekedar guyonan. Setelah
tante Yenny berangkat kerja, aku sendirian di rumahnya yang sepi ini. Karena
masih ngantuk aku ganti celanaku dengan sarung lalu masuk kamar tante dan
langsung tidur.
“Hmm.. geli ah” Aku
terbangun dan terkejut, karena tante Yenny sudah berbaring di sebelahku sambil
tangannya memegang Mr. P dari luar sarung.
“Waduh, maafin tante
ya. Tante bikin kamu terbangun.” Kata tante sambil dengan pelan melepaskan
pegangannya yang telah membuat Mr. P menegang 90%.
“Tante minta ijin ke
atasan untuk tidak masuk hari ini dan besok, dengan alasan sakit. Setelah ambil
obat dari apotik, tante pulang.” Begitu alasan tante ketika aku tanya kenapa
dia tidak masuk kerja.
“Waktu tante masuk
kamar, tante lihat kamu lagi tidur di kasur tante, dan sarung kamu tersingkap
sehingga celana dalam kamu terlihat. Tante jadi terangsang dan pingin pegang
punya kamu. Hmm, gedhe juga ya Mr. P mu” Tante terus saja nyerocos untuk
menjelaskan kelakuannya.
“Sudahlah tante, gak
pa pa kok. Lagian Rian tahu kok kalau tante tadi pagi masturbasi di kamar
mandi” celetukku sekenanya.
“Lho, jadi kamu..”
Tante kaget dengan mimik setengah marah.
“Iya, tadi Rian
ngintip tante mandi. Maaf ya. Tante gak marah kan?” agak takut juga aku kalau
dia marah.
Tante diam saja dan
suasana jadi hening selama lebih kurang 10 menit. Sepertinya ada gejolak di
hati tante. Lalu tante bangkit dan membuka lemari pakaian, dengan tiba-tiba dia
melepas blaser dan mengurai rambutnya. Diikuti dengan lepasnya baju tipis
putih, sehingga sekarang terpampang tubuh tante yang toples sedang
membelakangiku.
Aku tetap terpaku di
tempat tidur, sambil memegang tonjolan Mr. P di sarungku. Bra warna hitam juga
terlepas, lalu tante berbalik menghadap aku. Aku jadi salah tingkah.
“Aku tahu kamu sudah
lama pingin menyentuh ini..” dengan lembut tante berkata sambil memegang kedua
bukit kembarnya.
“Emm.., nggak kok
tante. Maafin Rian ya.” Aku semakin salah tingkah.
“Lho kok jadi munafik
gitu, sejak kapan?” tanya tanteku dengan mimik keheranan.
“Maksud Rian, nggak
salahkan kalau Rian pingin pegang ini..!” Sambil aku tarik bahu tante ke tempat
tidur, sehingga tante terjatuh di atas tubuhku.Langsung aku kecup
payudaranya bergantian kiri dan kanan.
“Eh, nakal juga kamu
ya.. ihh geli Ian.” tante Yenny merengek perlahan.
“Hmm..shh” tante
semakin keras mendesah ketika tanganku mulai meraba kakinya dari lutut menuju
ke selangkangannya.
Rok yang menjadi
penghalang, dengan cepatnya aku buka dan sekarang tinggal CD yang menutupi gundukan
lembab. Sekarang posisi kami berbalik, aku berada di atas tubuh tante Yenny.
Tangan kiriku
semakin berani meraba gundukan yang aku rasakan semakin lembab ,Ciuman tetap kami
lakukan dibarengi dengan rabaan di setiap cm bagian tubuh. Sampai akhirnya tangan
tante masuk ke sela-sela celana dan berhenti di tonjolan yang keras.
“Hmm, boleh juga nih.
Sepertinya lebih besar dari punyanya om kamu deh.” tante mengagumi Mr. P yang
belum pernah dilihatnya.
“Ya sudah dibuka saja
tante.” pintaku.
Lalu tante melepas
celanaku, dan ketika tinggal CD yang menempel, tante terbelalak dan tersenyum.
“Wah, rupanya tante
punya Mr. P lain yang lebih gedhe.” Gila tante Yenny ini, padahal Mr. P-ku
belum besar maksimal karena terhalang CD.
Aksi meremas dan
menjilat terus kami lakukan sampai akhirnya tanpa aku sadari, ada hembusan
nafas diselangkanganku. Dan aktifitas tante terhenti. Rupanya dia sudah
berhasil melepas CD ku, dan sekarang sedang terperangah melihat Mr. P yang
berdiri dengan bebas dan menunjukkan ukuran sebenarnya.
“Tante.. ngapain
berhenti?” aku beranikan diri bertanya ke tante, dan rupanya ini
mengagetkannya.
“Eh.. anu.. ini lho,
punya kamu kok bisa segitu ya..?” agak tergagap juga tante merespon
pertanyaanku.
“Gak panjang banget,
tapi gemuknya itu lho.. bikin tante merinding” sambil tersenyum dia ngoceh
lagi. Tante masih terkesima
dengan Mr. P-ku yang mempunyai panjang 14 cm dengan diameter 4 cm.
“Emangnya punya om gak
segini? ya sudah tante boleh ngelakuin apa aja sama Mr. P ku.” Aku ingin agar
tante memulai ini secepatnya.
“Hmm, iya deh.” Lalu
tante mulai menjilat ujung Mr. P. Ada sensasi enak dan
nikmat ketika lidah tante mulai beraksi naik turun dari ujung sampai pangkal
Mr. P
“Ahh.. enak tante,
terusin hh.” aku mulai meracau. Lalu aku tarik kepala
tante Yenny sampai sejajar dengan kepalaku, kami berciuman lagi dengan
ganasnya. Lebih ganas dari ciuman yang pertama tadi. Tanganku beraksi lagi,
kali ini berusaha untuk melepas CD tante Yenny. Akhirnya sambil menggigit-gigit
kecil puting susunya, aku berhasil melepas penutup satu-satunya itu.
Tiba-tiba, tante
merubah posisi dengan duduk di atas dadaku. Sehingga terpampang jelas vaginanya
yang tertutup rapat dengan rambut yang dipotong rapi berbentuk segitiga.
“Ayo Ian, gantian kamu
boleh melakukan apa saja terhadap ini.” Sambil tangan tante mengusap vaginanya.
“OK tante” aku
langsung mengiyakan dan mulai mengecup vagina tante yang bersih.
“Shh.. ohh” tante
mulai melenguh pelan ketika aku sentuh klitorisnya dengan ujung lidahku.
“Hh.. mm.. enak Ian,
terus Ian.. yaa.. shh” tante mulai berbicara tidak teratur.
Semakin dalam lidahku
menelusuri liang vagina tante. Semakain kacau pula omongan tante Yenny.
“Ahh..Ian..shh..Ianr
aku mau keluar.” tante mengerang dengan keras.
“Ahh..” erangan tante
keras sekali, sambil tubuhnya dilentingkan ke kebelakang. Rupanya tante sudah
mencapai puncak. Aku terus menghisap dengan kuat vaginanya, dan tante masih
berkutat dengan perasaan enaknya.
“Hmm..kamu pintar Ian.
Gak rugi tante punya keponakan seperti kamu. Kamu bisa jadi pemuas tante nih,
kalau om kamu lagi luar kota. Mau kan?” dengan manja tante memeluk tubuhku.
“Ehh, gimana ya
tante..” aku ngomgong sambil melirik ke Mr. P ku sendiri.
“Oh iya, tante sampai
lupa. Maaf ya” tante sadar kalau Mr. P ku masih berdiri tegak dan belum puas.
Dipegangnya Mr. P ku
sambil bibirnya mengecup dada dan perutku. Lalu dengan lembut tante mulai
mengocok Mr. P. Setelah lebih kurang 15 menit tante berhenti mengocok.
“Ian, kok kamu belum
keluar juga. Wah selain besar ternyata kuat juga ya.” tante heran karena belum
ada tanda-tanda mau keluar sesuatu dari Mr.Pku.
Tante bergeser dan
terlentang dengan kaki dijuntaikan ke lantai. Aku tanggap dengan bahasa tubuh
tante Yenny, lalu turun dari tempat tidur. Aku jilati kedua sisi dalam pahanya
yang putih mulus. Bergantian kiri-kanan, sampai akhirnya dipangkal paha. Dengan
tiba-tiba aku benamkan kepalaku di vaginanya dan mulai menyedot.
Tante menggelinjang
tidak teratur, kepalanya bergerak ke kiri dan kanan menahan rasa nikmat yang
aku berikan. Setelah vagina tante basah, tante melebarkan kedua pahanya. Aku
berdiri sambil memegang kedua pahanya. Aku gesek-gesekkan ujung Mr. P ke vaginanya dari atas ke bawah dengan pelan. PErlakuanku ini membuat tante
semakin bergerak dan meracau tidak karuan.
“Tante siap ya, aku
mau masukin Mr. P” aku memberi peringatan ke tante.
“Cepetan Ian, ayo..
tante sudah gak tahan nih.” tante langsung memohon agar aku secepatnya
memasukkan Mr. P.
Dengan pelan aku
dorong Mr. P ke arah dalam vagina tante Yenny, ujung kepalaku mulai dijepit
bibir vaginanya. Lalu perlahan aku dorong lagi hingga separuh Mr. P sekarang
sudah tertancap di vaginanya. Aku hentikan aktifitasku ini untuk menikmati
moment yang sangat enak. Pembaca cobalah lakukan ini dan rasakan sensasinya.
Pasti Anda dan pasangan akan merasakan sebuah kenikmatan yang baru.
“Ian, kok rasanya
nikmat banget.. kamu pintar ahh.. shh” tante berbicara sambil merasa keenakan.
“Ahh.. shh mm, tante
ini cara Rian agar tante juga merasa enak” Aku membalas omongan tante. Lalu dengan hentakan
lembut aku mendorong semua sisa Mr. P ke dalam vagina tante.
“Ahh..” kami berdua
melenguh.
Kubiarkan sebentar
tanpa ada gerakan, tetapi tante rupanya sudah tidak tahan. Perlahan dan semakin
kencang dia menggoyangkan pinggul dan pantatnya dengan gerakan memutar.
Aku juga
mengimbanginya dengan sodokan ke depan. Vagina tante Yenny ini masih kencang,
pada saat aku menarik Mr. P bibir vaginanya ikut tertarik.
“Plok.. plok.. plokk”
suara benturan pahaku dengan paha tante Yenny semakin menambah rangsangan. Sepuluh menit lebih kami melakukan gaya tersebut, lalu tiba-tiba tante
mengerang keras
“Ahh.. Ian tante nyampai lagi”
Pinggulnya dirapatkan
ke pahaku, kali ini tubuhnya bergerak ke depan dan merangkul tubuhku. Aku kecup
kedua payudaranya. dengan Mr. P masih menancap dan dijepit Vagina yang berkedut
dengan keras.
Dengan posisi memangku
tante Yenny, kami melanjutkan aksi. Lima belas menit kemudian aku mulai
merasakan ada desakan panas di Mr. P.
“Tante, aku mau keluar
nih, di mana?” aku bertanya ke tante.
“Di dalam aja Ian,
tante juga mau lagi nih” sahut tante sambil tubuhnya digerakkan naik turun. Urutan vaginanya yang
rapat dan ciuman-ciumannya akhirnya pertahananku mulai bobol.
“Arghh.. tante aku
nyampai”.
“Aku juga Ian.. ahh”
tante juga meracau. Aku terus semprotkan
cairan hangat ke vagina tante. setelah delapan semprotan tante dan aku
bergulingan di kasur. Sambil berpelukan kami berciuman dengan mesra.
“Ian, kamu hebat.”
puji tante Yenny.
“Tante juga, vagina
tante rapet sekali” aku balas memujinya.
“Ian, kamu mau kan
nemani tante selama om pergi” pinta tante.
“Mau tante, tapi apa
tante gak takut hamil lagi kalau aku selalu keluarkan di dalam?” aku balik
bertanya.
“Gak apa-apa Ian,
tante masih ikut KB. Jangan kuatir ya sayang” Tante membalas sambil tangannya
mengelus dadaku.
Akhirnya kami
berpagutan sekali lagi dan berpelukan erat sekali. Rasanya seperti tidak mau
melepas perasaan nikmat yang barusan kami raih. Lalu kami mandi bersama, dan
sempat melakukannya sekali lagi di kamar mandi.









No comments: