sponsor

sponsor

Slider

Theme images by kelvinjay. Powered by Blogger.

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Search This Blog

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Archive

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Author Details

Templatesyard is a blogger resources site is a provider of high quality blogger template with premium looking layout and robust design. The main mission of templatesyard is to provide the best quality blogger templates which are professionally designed and perfectlly seo optimized to deliver best result for your blog.

Ad Home

LightBlog

Breaking

Header Ads

ad

Featured

Contact Form

Name

Email *

Message *

Categories

Popular

Recent Tube

Business

Technology

Life & style

Games

Sports

Fashion

» » Tergoda Oleh Kemolekan Tubuh Adik Iparku..

Tergoda Oleh Kemolekan Tubuh Adik Iparku..
Cerita Dewasa - Kali ini aku akan menceritakan pengalaman seksku ketika kesetianku goyah usai melihat badan seksi nan montok milik adik iparku. Mau tahu kelanjutan ceritanya? Langsung aja yuk baca dan simak baik-baik cerita dewasa ini.
ini merupakan kejadian yang memalukan sekaligus menyenangkan tentang perselingkuhanku dengan adik iparku Sintia.
‘Halo’, kataku menyambut telepon.
‘Oh, kakak!!, Mbak Indri mana kak’, suara diseberang menyahut.
Sintia??, kapan balik ke Jakarta, mbakmu lagi piket, telepon aja ke HP-nya deh, sahutku sambil bertanya. ‘Gak usah deh kak, sampaiin aja kalo aku pertengahan juni mo balik, aku kangen banget deh’ jawabnya lagi.
‘Oke, deh ntar aku sampaikan, take care ya’ jawabku datar dan menutup telepon.

Tergoda Oleh Kemolekan Tubuh Adik Iparku..

Kemudian ingatanku melayang beberapa tahun lalu, dimana saat itu dia banyak problem,.. cowok, drug, bahkan sempat pula berurusan dengan pihak berwajib karena tertangkap tangan atas kepemilikan Narkoba. Atas saranku Sintia, adik kandung Indri ke Jakarta dan sekarang telah bekerja di Singapura untuk memulai sesuatu yang baru.
Sintia 30 th, seperti juga saudaranya berwajah cantik, kulitnya bersih, mata lebar, hidung mancung, rambut berombak di ujung dengan postur tubuh proporsional. Karena obsesi untuk mandiri dan sifatnya yang keras kepala itulah dia terperosok dalam problem berkepanjangan.
Sintia sebelumnya tinggal di Surabaya, disana dia bekerja sebagai penyanyi. Dari pekerjaannya itulah (yang sebenernya tidak kami sukai) Sintia sempat ditahan polisi 1 malam karena narkoba, sebelum kami datang-dipanggil untuk memberi keterangan.
Sejak peristiwa ditahannya Sintia 3 tahun lalu, Sintia sering telepon aku dan bercerita tentang keadaannya, teman lelakinya dan biasanya cukup lama, minimal 30 menit. Sintia lebih dekat denganku dan sering ‘curhat’ daripada kakaknya. Dalam setiap pembicaraan, Indri selalu memberi tanda agar aku ‘merayu’ Sintia untuk pindah ke Jakarta dan mencari pekerjaan di sini.
Indri tau kedekatan kami itu, bahkan mendorong untuk dapat mengontrolnya melalui aku, karena sejak kecil Sintia memang susah nurut dan bandel. Awalnya aku hanya menganggapnya sebagai tanggung jawab seorang kakak terhadap adik, sebelum terjadi ‘sesuatu’ yang tidak semestinya kami lakukan.
Awal maret 2017, Sintia telepon memintaku untuk menjemputnya di stasiun Gambir, Indri sangat gembira dengan berita itu dan segera mempersiapkan kamar untuknya. 13 maret 2017 aku jemput Sintia sendiri, karena anak bungsuku sakit, dan kami duga demam berdarah. Sintia datang sendirian, padahal rencananya bersama Hendra ‘cowoknya’ yang keturunan.
‘Kok, sendirian kak??’ mana ponakan2ku, tanya Sintia saat aku sambut barang2 bawaannya.
‘Andi lagi sakit, kayanya demam berdarah deh, terpaksa diisolasi dari sodaranya’ jawabku ngeloyor menuju mobil. Sambil merokok dan berlari kecil Sintia mengikuti aku, ‘Kesian yah, aku kangen ama mereka’ katanya.
‘Kak, tau nggak knapa aku kesini?? tanyanya di mobil.
‘Yah, loe mau refreshing, loe udah sadar dan mau kerja yang sesuai ama ijazahmu, khan?’ jawabku sekenanya.
‘Yang lain donk’ komentarnya manja.
‘Apa yaa, paling putus atau mo lari dari cowokmu, hahahaha’ aku tertawa geli karena pinggangku digelitiknya.
‘Sekarang bulan apa kak?’
‘Maret’ jawabku sambil terus nyetir
‘Bulan maret ada apa ya??’ Sintia mengerling, tangannya meremas tanganku saat di persneling..
‘Sintia,.. Apaan sih’, kataku berusaha menepis tangannya yang kemudian bergerak mau gelitiki aku lagi. Tanganku ditangkapnya, digenggam kemudian dicium sambil bertanya manja
‘Kakak sayang Sintia nggak sih?’
‘Sintia.. aku kakakmu, aku sayang kamu seperti Indri menyayangimu’ kataku jengah dan menarik tangan .
‘Kak,.. aku sayang dan mengagumi Kak rizky, lebih dari itu.., aku sayang ama kakak, karena bisa ngertiin aku, pahami aku, bisa ngemanjain aku dan..tau nggak, aku bisa orgasme kalo lagi teleponan ama kakak’..katanya sambil meraih tanganku lagi.
‘Sintia.. aku gak mau ngerusak semuanya dengan perbuatan bodohmu’, jawabku marah namun sebenernya menahan gejolak. Sintia terdiam dan melepas tanganku. Itulah 30 menit pembicaraan kami di perjalanan menuju ke rumah.
Sampai di rumah Indri menyambutku dengan ciuman sambil bilang mo ke RS karna andi anak ke tiga ku panas udah lebih dari 2 hari. Aku segera ke kamar melihat keadaannya, sementara Sintia dan Indri menuju ke kamar di lantai 2 yang telah disiapkan.
‘Maa, cepetan yah’ aku beri isyarat agar Indri segera bersiap.
‘Sintia, mandi terus istirahat dulu yaa, ntar ngobrolnya deh’ kata Indri ama Sintia..OK boss sahut Sintia.
Singkatnya Andi harus segera dirawat di RS saat itu juga.
‘Andi maunya ditemenin ama mama aja yaa? pinta anakku lirih..
‘Iya sayang, mama akan temenin anak tersayang mama deh’ Indri menghibur.
‘Janji ya maa..’
Setelah Andi tidur aku rundingan ama Indri, keputusannya adalah aku akan nungguin Andi malem dan langsung berangkat kerja dari RS.
‘Paa, sekarang jemput Sintia ya.. ajak dia kesini, sekalian bawain aku beberapa pakaian, aku pengen ngobrol disini’.
‘Oke sayang’, jawabku setelah merasa semua beres.
Sesampainya di rumah, aku siapkan beberapa pakaian yang pantas, termasuk pakaian dalemIndri. Aku naik ke lantai 2 (kamar Sintia) mo ambil tas, kuketuk pintu dan memanggilnya.. Tapi gak ada sahutan, aku berasa gak enak dan telepon istriku
‘Kalo gak dikunci masuk aja deh paa, soalnya semua tas ada disana’
‘Tungguin si Bengal itu bangun, biarin dulu dia istirahat ntar kalo bangunin sekitar jam 12-an.
Aku manusia biasa, seorang lelaki mana yang tidak tergoda dengan keadaan ini ; gadis cantik tertidur pulas, tanpa selimut. Sangat menggairahkan dengan rambut setengah basah tidur terlentang hanya dengan CD kecil terikat di pinggul dan sepasang bukit indah bebas tanpa penutup, ada kesempatan lagi. Aku terpaku untuk sesaat.. bathinku sedang berperang.. dan.. akhirnya aku menyerah.
Kuhampiri Sintia (yang sedang tertidur??), aku ambil selimut yang terjatuh di lantai dan menutupi tubuh indah itu, tapi Sintia sepertinya gak mau di selimuti. Gerakan tangannya menolak diselimuti. Aku kembali terdiam.., kuberanikan diri menyentuh tangannya,.. gemetar aku rasakan saat itu,..
Sintia masih terlelap bahkan mengeluarkan suara mendengkur. Nafsu sudah menguasai bathinku juga ragaku, penisku sangat2 tegang.. Sintia lebih cantik, lebih putih lebih tinggi dari Indri.. dengan jari tengahku, kutelusuri tangannya hingga ketiak..Sintia menggeliat dan menyamping seakan memberiku ruang untuk duduk di sebelahnya.
Benar-benar kesempatan telah berpihak padaku,.. kuulangi sentuhan jariku, aku belai rambutnya yang lembab dan berombak, aku cium keningnya, aku belai wajahnya sambil memanggilnya pelahan,.. “Sintia.., bangun sayang..mbakmu suruh kamu ke RS..”, (dengar atau gak aku gak peduli) kuulangi kata-kata itu sambil terus membelai.., Sintia malah melingkarkan tangannya kepinggangku.
Tanpa kusadari tanganku telah membelai kedua bukitnya, mempermainkan putingnya, sambil mengecup perlahan bibirnya. Sintia membuka matanya dan mendesah perlahan .. kakk, aku sayang kakak, aku ingin kakak sayang aku lebih dari seorang adik .. sebulan lebih aku meninggalkannya .. aku benci dia..
ternyata dia telah berkeluarga, dan sampai saat ini belum kutemukan figur yang aku cari, kak.. sayangi Sintia.. tangannya menuntun tanganku kedaerah yang paling intimnya yang telah lembab, ketika jariku sedikit menekannya.. Ditariknya tubuhku sehingga menindih tubuhnya..
Sepertinya Sintia in the mood. Dalam keadaan masih berpakaian, aku peluk Sintia dan menindihnya, kami bergerak seirama seakan sedang bersenggama.. Tiba-tiba telepon berteriak nyaring, seakan menyadarkan agar tidak berbuat lebih lanjut.
‘Pahh, udah bangun si Bengal tuh,.. Siram air aja kalo gak bisa, cepetan nih udah jam berapa sekarang? gerah nih, jangan lupa dasterku’.
OK, jawabku dengan nafas masih memburu menahan nafsu. Permainan kami terhenti dengan un happy ending..
14 maret, Di tempat kerja setelah mendapat ucapan selamat dan ciuman pipi dari rekan2 atas ulang tahunku, aku masih nggak abis pikir.. why it happen?? jahat amat aku,.. disaat usia bertambah tua, anak sedang sakit.. aku malah mengumbar nafsu.. IPARKU lagi.. Udahlah I wont do that again, biar Sintia yang nunggu Andi .. pikirku.
Jam 14.30 sepulang kerja, aku mampir ke Pizza Hut beliin makanan kesukaan Andi sebelum ke RS. Saat dikamar Sintia menyambutku dengan ciuman mesra di bibir.. met ulang tahun sayang.., Gila nih anak pikirku.. ‘Indri’, aku memanggil istriku..
Indri keluar kamar mandi, langsung memelukku, ‘Met ulang tahun pah.. hadiahnya ntar aja nunggu Andi sembuh, katanya main mata nakal. Sekitar jam 19.30 aku mo balik, pulang ganti baju. ‘Pah, ntar aja pulangnya, jam 21 an aja soalnya Andi gak mau kalo gak ditungguin mama, papa dirumah aja deh..’ biar mama yang tungguin Andi.
‘Yah..gimana nih, ntar kamu ditemenin Sintia ya, papa mo pulang urusin si rio ama intan’. ‘Tadi Sintia bilang tadi mo ktemuan ama temennya, mungkin dia mo keluar malem ini, pulang bareng ama papah aja ya, ntar kasi kunci cadangan rumah di laci lemari ya’ jawab Indri.
Gawat..tapi ada rasa senang juga terbersit di pikiranku. Malaikat bathinku menyayangkan kenapa Indri begitu percaya pada hubungan kami, sedang syaitan di jiwa-ragaku bersorak kegirangan sampai penisku berkedut.
Singkatnya kami tinggalkan Indri yang menjaga Andi. di perjalanan Sintia bilang ingin memberiku sesuatu untuk melampiaskan apa yang terpendam di sanubarinya dan membohongi kakaknya sendiri. Seperti biasa Rio dan intan udah berada di kamarnya jam 21.
(Indri sangat disiplin dalam mendidik anak). Aku periksa tas mereka nge-cek PR. Setelah mencium pipi mereka, aku turun dan mandi, (Sintia udah ke kamarnya). Jam 23 after I call Indri 2 say good night, terdengar ketukan pintu, saat kubuka Sintia menerobos masuk dengan pakaian tidur cream.
‘Kak, .. Sintia mau tidur ama kakak, pengen dipelukin dan dimanjain..
Saat itu yang pertama bereaksi adalah si Ucok di dalam sarung dan berteriak mengacung.. MERDEKA.. Dapat dibayangkan 2 orang berlainan jenis dalam 1 kamar yang dingin.. Sintia memelukku.. aku balas memeluknya erat. Sangat lama kami berpelukan.. Dalam posisi berdiri, kami berpelukan seakan berdansa.. setelah puas, aku gendong Sintia ke pembaringan.., kurebahkan dia, kutanggalkan pakaian tidurnya, Sintia hanya menggunakan G string.,..
Sintia pasrah, menikmati, badannya yang polos.. Sintia memandangku saat aku buka sarung, satu2nya penutup bagian tubuhku.. Kurebahkan diriku disamping tubuhnya, aku cium dan rasakan tiap jengkal tubuhnya, bukitnya yang putih begitu indah mencuat, kontras dengan tanganku yang hitam.. Kak.. Aku sering mimpikan ini.. kak.. puaskan aku.., sayangi aku..
Kuremas bukit indahnya sambil menciumi putingnya,.. Sintia menggelinjang hebat.. tangannya meraih penisku.. Dikocoknya perlahan.., kumasukkan tanganku, ke dalam CD G string hitam Sintia, Sintia mengangkat pinggulnya membantuku melepas satu2nya penutup tubuhnya. Lembab dan basah vagina Sintia oleh lendir hasrat, kutekan ujung jariku sedikit masuk, otomatis pinggulnya mengangkat dan berusaha agar jariku masuk lebih dalam.. beberapa lama aktifitas itu aku lakukan. Sintia pengen hisap punya kakak.. pintanya.
Aku segera berdiri dengan penis masih teracung tegak, Sintia bangkit mengulumnya.. woww hisapannya ruarr biasa, penisku seakan berada dalam genjotan vaginanya.., segera aku atur posisi 69 untuk menikmati lendir gairah yang udah disediakan, setelah beberapa menit Sintia menggelinjang sambil berteriak, ‘kak.. Sintia pengen keluar, Kak .. genjotan-nya tambah liar. Kuhentikan jilatanku dan kuposisikan penisku penetrasi ke vaginanya yang benar-benar basah.
Clepp, mudah sekali penisku menerobos masuk, aku berusaha mempertahankan very slow..kurasakan benar dinding-dinding vagina Sintia, saat kutemukan g spotnya, (sedikit dibawah permukaan dalam di bawah clitnya) kuarahkan agar tetap menyentuh area itu..
Sintia benar2 tak dapat menguasai diri akibat genjotan yang kulakukan, dijepitnya pinggangku dengan kaki dan ditahannya pada posisi yang dikekehendaki.. Kakk.. kurasakan denyutan dahsyat otot vagina Sintia, sangat kencang, lebih kencang dari denyutan Indri.., God.. i’m cumming.. teriaknya.
Saat kedutannya mengendor, kupercepat gerakanku, aku ingin menuntaskan genjotan ini.. beberapa genjotan sampai terasa telah hamper sampai, aku tarik penisku dan tumpahkan semua di luar.. Sintia agak kecewa.. namun aku tak segila itu untuk mempunyai seorang anak lagi.
Begitulah pengalamanku dengan adik iparku, Setelah Andi pulang, aku selalu berusaha mencari kesempatan untuk bersenggama dengannya dan menikmati genjotan-nya, Sintia sempat tinggal selama 6 bulan sebelum ada panggilan kerja di Singapura. END



«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Leave a Reply