sponsor

sponsor

Slider

Theme images by kelvinjay. Powered by Blogger.

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Search This Blog

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Archive

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Author Details

Templatesyard is a blogger resources site is a provider of high quality blogger template with premium looking layout and robust design. The main mission of templatesyard is to provide the best quality blogger templates which are professionally designed and perfectlly seo optimized to deliver best result for your blog.

Ad Home

LightBlog

Breaking

Header Ads

ad

Featured

Contact Form

Name

Email *

Message *

Categories

Popular

Recent Tube

Business

Technology

Life & style

Games

Sports

Fashion

» » Jadikan Aku Budak Sexmu

Jadikan Aku Budak Sexmu

Cerita Dewasa - Sebut saja nama saya Ridwan, usia saya 31 tahun, diumur yang masih tergolong muda aku sudah menjadi Manager disalah satu Bank swasta di kota Kudus ( Jateng). Saya membawahi beberapa anak buah, salah satu anak buah saya bernama Galih , ia berposisi sebagai sales marketing, seperti biasa tugas Sales Marketing adalah menemui customer dan memberi penjelasan mengenai penawaran dari perusahaan.

Pada hari itu adalah akhir pekan, kebetulan pada hari itu ada calon customer yang minta ditemui pada hari itu, kira-kira sekitar puku l1.00 WIB, Calon customer menelefon berasal dari kota Jepara ( tapi agak plosok lokasinya ) meminta presentasi mengenai penawaran yang kami berikan. Galih pun segera berangkat menuju Jepara bersama Feri (sales Marketing juaga). Gini Tinggalah kami ber 3 di kantor, yaitu saya, Gilang dan Brian.

Kira-kira setengah jam setelah keberangkatan Galih dan Feri datanglah seorang wanita cantik, ternyata ia adalah Vanni. Kemudian sayapun mempersilahkan Vanni untuk masuk dan menunggu Galih yang sedang dinas keluar. Ia pun juga bilang kalau memang disuruh Galih untuk menunggu di kantor. Kebetulan waktu itu Vanni baru saja pulang dari kantor yang jarak kantornya kebetulan tidak terlalu jauh dari kantor kami.

Kemudian kami ber 4 pun mengobrol di ruang tengah kantor. Pada saat itu posisi duduk Vanni di kursi meja kantor pacarnya, ia mengenakan blazer warna hitam dengan rok yang diatas lutut. Sungguh sangat menggoda sekali Vanni ketika itu. kalau melihat postur tubuhnya boleh dijamin deh, semua laki-laki yang melihatnya pasti akan tergoda dengan pesona Vanni.

Oh iya Vanni ini masih berumur 22tahun, tinggi kurang lebih 165 cm, berat 49 kg dan kira-kira ukuran bra Vanni 34 A. Sekitar jam 13.00 Galih menelfon kantor, memberi kabar kalau ban belakang mobilnya bocor, padahal posisi GAlih ada di tempat yang jauh dari pemukiman dan belum sampai ke tempat calon customer. Dan Ia pun bergegas mencoba untuk mencari tempat tambal ban di dekat lokasi, dan Galih juga sempat bebincang dengan Vanni untuk sabar menunggu.

Kemudian Kami pun meneruskan perbincangan kami berempat. Dengan bercanda kami juga menggoda Vanni dengan cerita-cerita mengenai hubunganya dengan Galih . pada waktu itu cuaca terlihat mulai mendung. Dan benar saja tidak beberapa lama kemudian turun hujan. Aku mencoba menghubungi HP Galih, dan ternyata ia masih mencari tempat tambal ban. Setelah selesai kami pun melanjutkan obrolan kami,

“ Vanni, gimana “ punya ” Galih , gede nggak? ”, tanya Gilang menanyakan sesuatu yang membuat merah padam muka Vanni.

“ Ah…mas Gilang…tanyanya kok gitu…rahasia dong ”, jawab Vanni malu-malu.

“ Gedean mana kalo sama punya Pak Ridwan …. ”, tanya Gilang sambil menyebutkan namaku.

“ Ah… mas Gilang… ”, jawab Vanni lagi.

Perbincangan seperti itu pun terus berlanjut. Kami semakin memojokkan Vanni dengan pertanyaan-pertanyaan menjurus sex. Kami juga tahu kalau Vanni sudah sering berhubungan badan dengan Galih dari cerita Galih sendiri. Dan hal itupun tidak kami tutupi dalam pertanyaan untuk memojokkan Vanni,

“ Eh, kalian berdua jangan anggurin Vanni gitu aja donk, kasih Vanni minum gih !!!!, perintahku kepada Gilang dan Brian dengan perintah simbolis. Rupanya Gilang dan Brian tahu apa maksudku.

“ Oh iya, sori Vanni ya vann…. hhe ” jawab Brian sekenanya sambil pura-pura berjalan menuju belakang ,padahal ia berjalan kearah belakang kursi Vanni dan hal itu tidak disadari Vanni. Diluar hujan semakin deras. Dengan gerakan kilat Brian merangkul Vanni dari belakang,

“ Gini.., ” kata Brian dengan mendekap erat Vanni.

“ Kamu pikir deh Van… umurmu baru 22 dan tubuhmu sangat sexy, bisalah kalau kami kami nyobain kamu … hhe ” lanjut Brian semakin erat mendekap Vanni yang meronta dan terkejut mendapat perlakuan seperti itu.

“ Ah … apa-apaan ini ” teriak Vanni , sehingga tampaklah wajahnya yang ketakutan.
Hal ini semakin membuat kami bertiga jadi nafsu saja. Tiba-tiba saja Gilang menarik kaki Vanni,

“ Diam…sebentar Van..! ” perintahku sambil mencoba melepas kancing blazer yang Vanni pakai. Lalu Gilang dengan terburu buru ikut mencoba melepas rok yang dipakai Vanni dan sambil bicara kepada saya,

“ Dah boss ditidurin aja dulu di lantai ”.

Vanni semakin meronta dan coba berteriak tapi dekapan tangan Brian dan Gilang membungkam erat mulut Vanni. Dan teriakan lenyap ditelan suara derasnya hujan.

“ Sudah kamu ngga usah melawan, yang penting sekarang kamu santai aja di lantai dan ikutin permainan kami ” timpalku.

“ Permainan apa …..? ” tanya Vanni dengan ketakutan.

Tapi kami senang sekali, apalagi saya melihat Vanni seperti ini. Saya jadi tambah nafsu,

“ Ok-ok ..baik.., ” kata Vanni tiba-tiba,

“ Kalian semua sudah tahu kalau aku sering berhubungan badan dengan mas Galih, tapi jangan ceritakan kejadian ini ya… aku mau melayani permainan kalian… ”, kata Vanni membuat kami bertiga terkejut mendengarnya.

Tiba-tiba saja Vanni langsung mendekati saya dan segera menciumi saya di bibir. Reflek saya merespon. Lidah kami saling ‘bergerilya’. Kemudian ciuman Vanni berganti ke bibir Brian, hm.. enaknya pikirku. Dan berganti lagi ke bibir Gilang. Aku jilati leher Vanni, terusia juga menjilati kuping Gilang.

Tanpa sadar Vanni mendesah, “ Ahh, enak, Mas… terus..! ”

“ Sekarang aku buka baju kamu….! Tapi tangan kamu tetap Diam ya…. ” kataku.

“ Aduh dingin dong..! Masa mau ML saya yang ditelanjangi dulu..! ” jawab Vanni.

Dengan cepat aku membuka baju Vanni dan langsung aku lempar. Dengan sigapnya Gilang dan Brian langsung bergerilya di payudara Vanni. Disingkaplah BH Vanni sehingga mereka berdua bisa menggigit kedua Pentil Vanni.

“ Ahh, enak gigitannya…. ” Vanni mendesah pelan.

Samar-samar saya melihat Vanni sambil memperhatikan wajah saya dan ia tersenyum. Sekarang tangan saya mencoba mencari buah payudara Vanni untuk saya remas-remas. Brian dan Gilang segera menuju bagian bawah tubuh Vanni.

“ Pokoknya santai saja Van…! ” kata Brian sambil menaikkan rok yang dikenakan Vanni.

“ Hmm.., CD model low cut dengan warna hitam nih..! ” ujar Gilang sambil bergumam melihat CD yang dipakai Vanni.

“ Kamu tahu saja kesukaan kami..! ” kata Gilang, “ Dan kamu seksi banget dengan CD warna ini, bikin kita nafsu….! ” kataku. Dan sekarang Vanni sudah berjongkok untuk mulai mengkulum.

“ Oohh, enak, sedot lagi yang kuat Van ..! ” kata saya sambil mendesah.

Kurang lebih 15 menit Vanni telah mengkulum Kont*l kami bertiga. Kemudian Vanni dengan perlahan melepas sendiri seluruh baju, rok dan pakaia n dalamnya.

“ Sekarang…sentuh tubuh telanjangku….! ” kata Vanni memerintah kami bertiga.

Kesempatan ini tidak kami sia -sia kan. Langsung saja saya rebahkan Vanni di lantai dan saya jilati vag*nanya, dan Brian juga tidak kalah ganasnya menyedot habis kedua putting Vanni sedangkan Gilang melumat habis bibir Vanni. .Samar-samar saya mendengar Vanni mulai mendesah. Kali ini saya gantia n ke buah payudara Vanni, saya menjilati dulu pinggirnya secara bergantia n, dari kanan ke kiri. Tetapi saya tidak menyentuh sedikit pun Pentil Vanni. Dan Vanni kemudian bicara,

“ Ayo isep… Pentil saya..! ”

“ Wah ini saatnya ..! ” pikir saya dalam hati.

“ Kamu minta diisep Pentil kamu..! ” jawab saya sambil tersenyum.

Saya lihat Brian dan Gilang tersenyum melihat Vanni terkapar pasrah. Tidak lama setelah saya memainkan buah payudara Vanni, saya turun lagi ke vag*nanya. Tampaklah bulu-bulu Vag*na Vanni yang begitu halus dan dicukur rapih. Dengan sigap saya langsung menghisap Vag*na Vanni.

“ Ohh.. enakk..! Terus donk Mas..! ” sahut Vanni sambil mendesah.

Kalimat itu membuat saya tambah semangat, maka saya tambah lia r untuk menghisap vag*nanya.

“ Ahh….aku mau keluar, ” lirih Vanni. 

Dan tiba-tiba saja cairan Vag*na Vanni keluar diiringin teriakan dari Vanni.

“ Mas, kamu kok hebat ….mainin memekku..? ” kata Vanni terputus-putus.
Saya hanya tersenyum saja,

“ Masukin punya mas…sekarang..! ” pinta Vanni.

“ Nanti dulu, Pentil kamu aku isep lagi..! ” jawab saya.

Maka dengan cepat langsung Pentil yang berwarna coklat muda itu saya hisap dengan kencangnya secara bergantia n, kiri dan kanan.

“ Ahh, enakk mas..! Kencang lagi..! ” teriak Vanni.

Mendengar suara wanita lagi terangsang begitu membuat saya tambah nafsu, apalagi penisku sudah dari tadi menunggu giliran ‘masuk’. Maka langsung saja saya memasukkan Kont*l saya ke Vag*na Vanni.

“ Sempit banget memek Vanni…! ” pikir saya dalam hati.

Setelah sedikit bersusah payah, akhirnya masuk juga Kont*l saya ke Vag*na Vanni,

“ Vann…memek kamu enak dan sempit …. ” kata saya dengan nafas yang mulai tidak teratur. Dan kalimat saya dibalas dengan senyum oleh Vanni yang sedang merem melek. Begitu masuk, langsung saya goyangkan. Yang ada hanya suara Vanni yang terus mendesah dan teriak.

“ Terus mas… tambah cepet ..! ” Dan sekilas di samping saya tampak Brian dan Gilang dengan Kont*l mereka sudah menegang.

“ Sabar …tunggu giliran Kalian, sekarang aku beresin dulu memek Vanni ini..! ” jawab saya sambil sambil menggoyangkan Vanni.

Brian dan Gilang hanya menganggukan kepala. Tidak lama kemudian Vanni minta ganti posisi, kali ini ia mau di atas. Kami pun berganti posisi.

“ Ahh.., enakk.., Kont*l mas terasa banget didalam..! ” teriak Vanni sambil merem melek.
10 menit kemudian Vanni teriak,

“ Ahh.., aku keluar lagi..! ” dan ia langsung jatuh ke pelukan saya.

Tetapi saya belum keluar. Akhirnya saya ganti dengan gaya dogy. Kali ini kembali Vanni menjerit,

“ Terus… mas..! ” Tidak lama kemudian saya merasa kalau saya sudah mau keluar,

“ Vann, mau keluarin dimana..? ” tanya saya.

“ Di muka saya saja. ” jawabnya cepat. Kemudian,

“ Croott… Croott…Croott… ” sperma saya saya keluarkan di wajah Vanni.

Kemudian Vanni dengan cepat membersihkan Kont*l saya, bahkan saya sampai ngilu dengan hisapannya. Tidak lama saya pun jatuh lemas di sampingnya. Saya melihat Brian dan Gilang meremas Kont*l masing-masing dan ia pun melihat Vanni dengan tatapan ingin mendapat perlakuaan yang sama seperti saya. 

Tiba-tiba saja Gilang mencium Vanni dengan ganasnya. Secara reflek Vanni membalasnya. Kemudian ciuman Gilang mulai turun ke leher Vanni dan payudara Vanni. Vanni hanya pasrah diperlakukan seperti itu. Payudara Vanni diremas-remas oleh Gilang dan sapuan lidahnya mulai turun ke daerah bawah.

“ Hmm.., Vag*na kamu bakal aku bikin basah lagi…..! ” kata Gilang dengan suara menggoda. Kemudian tanpa diperintah Gilang segera mencium dan menjilati Vag*na Vanni dengan lahapnya seperti orang yang kelaparan.

“ Ahh.. ahh.. ahh.., enak mas..! ” timpal Vanni. Kemudian Brian tidak mau kalah, segera Brian raih buah payudara Vanni dan segera menghisapnya. Brian mulai dari Pentilnya yang kanan, kemudian beralih ke yang kiri, Brian juga remas-remas buah payudara Vanni.

“ Yang kencang mas..! ” kata Vanni lirih.

Kurang lebih 5 menit Brian memainkan payudara Vanni, kemudian Brian turun ke vag*nanya. Tampaklah Vag*na Vanni yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang rapih itu sudah tampak basah.

“ Memek kamu sudah basah Van.., sudah ngga tahan yach..? ” kata Brian sambil tersenyum.

Vanni hanya menangguk saja tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. Kemudian Brian mendekatkan mulutnya ke depan Vag*na Vanni, dan langsung Brian hisap jilati Vag*na Vanni,

“ Teruss..! Enak…mas! ” itulah suara yang terdengar dari mulut Vanni.

Setelah 10 menit Brian memainkan Vag*na Vanni, Brian melakukan gerakan lebih jauh. Dan dengan segera Brian memasukkan penisnya ke dalam Vag*na Vanni.

“ Pelan-pelan….! ” kata Vanni.

Brian hanya tersenyum dan segera mencium Vanni, dan Vanni pun membalasnya dengan penuh semangat. Bless, seluruh Kont*l Brian kini berada di dalam Vag*na Vanni. Dan tanpa dikomando lagi Brian segera bergerak diikuti goyangan pinggul Vanni. Vanni memeluk Brian begitu eratnya dan Brian memperhatikan wajah Vanni yang sedang merem melek seakan-akan tidak ingin berhenti memperoleh kenikmatan.
5 menit kemudian Vanni ingin berganti posisi.

“ Gantia n dogy …! ” pinta Vanni, Brian turuti saja kemauan Vanni.

“ Bless, bless.., bless..! ”

Sedikit terdengar suara penis dan vagina yang sedang berlomba, karena Vag*na Vanni sudah basah dan menurut Brian, Vanni tidak lama lagi akan keluar. Dan benar saja dugaan Brian, tiba-tiba saja Vanni teriak,

“ Ah.., ahh.., ahh.., aku keluar..! ”

Kemudian Vanni langsung jatuh lemas dengan posisi telungkup, sementara Kont*l Brian masih tertancap dalam Vag*na Vanni. Brian segera menggerakkan penisnya supaya dapat juga segera keluar. Tidak lama Brian terasa ingin keluar.

“ Keluarin di mana Vann..? ” tanya Brian.

“ Di dalam …..! ” jawab Vanni dengan suara yang terbata-bata.

Lalu, “ Crott, crott..! ” Kont*l Brian segera mengeluarkan semburan spermanya.

“ Ahh..! ” Brian bersuara dengan keras, “ Enak….! ” lanjut Brian.

Kemudian Brian langsung rebah di sebelah kanan Vanni, sementara Gilang tersenyum memperhatikan mereka berdua karena belum mencicipi Vanni.

“ Wah capek kamu Vanni..? ” tanya Gilang.

Vanni yang sudah lemas hanya dapat tersenyum. Singkat cerita setelah istirahat beberapa menit, Vanni melanjutkan meladeni permainan Gilang. Tanpa terasa hampir tiga jam kami menikmati tubuh Vanni.

Setelah selesai kira-kira setengah jam sebelum jam 4 sore Galih datang. Kami hanya tersenyum melihat Galih yang ketika itu mencium pipi Vanni dengan mesranya. Sungguh skadal gangbang yang menakjubkan dan tak terlupakan. Maafkan kami sobat kami telah menyetubuhi pacarmu ( kata dalam hati kami ).

«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Leave a Reply